Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Berkelana

Sudah kusisiri belahan kota ini, pergi mengelilingi tiap sudut tempat yang menjadi harapanku tiada kamu. Berharap segera bayangmu enyah. Aku ingat malam di mana kota ini terasa sangat begitu dingin. Menusuk rangka-ku, malam di mana kamu mengatakan bahwa kamu sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan bersamaku lagi. Cintamu telah usai, katamu. Malam itu, setelah apa yang kamu ucapkan padaku, kamu pamit dengan begitu tergesa-gesa, seolah-olah ada pintu lain yang akan kamu ketuk setelah ini. Kamu menghiraukan pintaku untuk menetap sebentar lagi.  Aku menerka apa yang sebenarnya terjadi. Tatanan rambutmu sama seperti saat kamu memintaku untuk menetap. Wangi tubuhmu seperti mengingatkan kembali saat-saat di mana kamu memintaku untuk menjadi wanitamu. Sekarang kamu mengulang lagi hal yang sama namun tidak dengan aku di dalamnya, kamu ingin menggantikan sosok wanita beberapa tahun yang lalu. Kamu memilih jalan yang tidak ada aku lagi di dalamnya. Siapa dia? tanyaku ganar. W...

Keliru

Tepat setelah aku mendeklarasikanmu sebagi satu dari prioritasku, di hari itu juga aku harus menelan cua. Begitu pahit, kenyataan bahwa kamu hanya menjadikanku sebuah kelakar, aku bagai arena rekreasi untukmu, tempatmu bermain-main. Aku keliru mengartikan perhatian-perhatian kecil yang kamu berikan, keliru mengartikan senyum-mu yang kupikir hanya untukku, aku keliru mengartikan genggaman-genggaman kecil saat kita bersama. Aku keliru saat kukira kita ada pada perasaan yang sama saat kamu selalu bersedia menghabiskan waktu untuk berbincang denganku, keliruku ketika aku mengira kamu membawa segenap hatimu saat sedang bersamaku. Kukira aku tidak jatuh cinta sendirian, kupikir ada kamu di dalamnya, bersamaku.  Seharusnya aku sadar sejak awal, bahwa ini bukan ketertarikanmu yang akan berujung pada sebuah afeksi padaku. Ini hanya rasa penasaranmu yang ingin kamu ketahui jawabannya. Ketika aku telah membuka ruang yang selama ini kututup rapat-rapat, dengan segala rasa yang mengge...

Kalau saja

Kadang gue suka mikir, kalau saja gue bukan gue yang sekarang apa segalanya bakalan sama seperti saat ini? Jadi, sepulang dari Pare gua dioleh-olehi pertanyaan, pertanyaan yang selalu gue bawa-bawa dari dari kota ke kota yang gue singgahi sebelum balik ke Bekasi. Pertanyaan tentang, kalau saja gue bukan gue yang sekarang apa segalanya akan sama? Di Pare, gue pulang dengan banyak cerita. Mulai dari kisah persahabatan hingga kisah kisah ngawur ala anak remaja hingga dewasa. Awalnya semua terasa menyenangkan, semua hanya berkisah tentang pertemanan, sampai pada suatu hari ada seseorang yang menyatakan perasaannya pada gue, lebih dari itu, dia meminta ijin untuk mengenal gue lebih jauh ke arah yang lebih serius. Ho'oh sampe ngomongin soal pernikahan dong. Gue kaget, bukan karena ada yang bilang ingin serius tapi gue lebih ke "Emang ada ya orang yang bisa yakin dengan orang lain secepet itu?" soalnya gue sendiri tipe yang gak bisa yakin dengan mudah gitu, makanya ...

"Gue penting, nggak, sih?"

Kadang kita merasa bahwa diri kita penting untuk orang lain, tapi seketika ada sebuah kejadian yang menyadari kita bahwa kita nggak sepenting itu. Contoh sederhana dan paling sering terjadi saat usia 20 tahunan adalah saat perayaan wedding dan graduation . Pernah gak sih di media sosial tau-tau lo liat temen lo nikah tanpa ada pemberitahuan atau undangan apapun yang sampai ke lo? pasti satu dua kali pernah ya, ya kalo gak pernah juga gapapa, mungkin emang lo masih SD sekarang. Ya wajar aja dan gak ada yang salah dengan itu, kita gak perlu repot-repot juga bertanya "Kenapa kok gue gak diundang?" atau "Kok bisa undangannya gak nyampe ke gue, ya?"  Ya emang harus diterima juga sih kalo kita gak sepenting itu di mata dia dan kita mulai harus berhenti untuk berekspetasi bahwa kita akan diperlakukan yang sama seperti kita memperlakukan orang itu, nanti kecewa. Begitu juga soal graduation . Tadi siang selepas latihan bareng anak-anak Soina gue diajak ...

Tidak lagi

Ke mana ya diri saya? Beberapa bulan ini, lebih tepatnya sejak tahun ini saya kehilangan semangat untuk bercerita di blog saya, bukan karena saya berhenti menulis sih, saya tetap menulis meski tidak seaktif tahun lalu. Saya juga merasa diri saya gak utuh, dulu setiap satu-tiga kali sebulan saya selalu menghabiskan waktu hanya bersama diri saya sendiri, menghabiskan waktu ke perpustakaan, menjelajahi bacaan bacaan yang membuat saya seperti diterapi dari segala masalah dan rasa lelah, jika saya ingin saya menghabiskan waktu seharian hanya untuk menulis, mengamati tingkah-tingkah orang lain. Pergi ke bioskop sendiri, menonton film yang saya pilih, setelah itu pergi makan, entah hanya di kaki lima ataupun di restoran dalam mall. Saya juga sering mengunjungi tempat-tempat wisata sendiri, pergi ke galeri seni, ke museum, ataupun tempat-tempat lainnya di Jakarta. Setelah itu saya merasa bahagia kembali, saya merasa hidup kembali. Tapi kenapa ya akhir-akhir ini saya tidak bisa? ...

Uang bisa membeli kebahagiaan

Wah udah lama ya gak nulis, sebulan cuy huhu gatel tangan, semua udah bertumpuk-tumpuk menuhin otak gue, meminta buat dikeluarkan lewat sebuah tulisan. So, mari kita penuhi ego untuk menulis, malam ini. Ini kejadian beberapa minggu yang lalu, kejadian yang menyadari gue bahwa anggapan gue tentang uang dari dulu hingga sekarang masih sama. Belum berubah. Jadi waktu itu nyokap gue terlihat sedang memikirkan sesuatu yang mengganggu beliau meski dibungkus dengan pesan " all its okay " tapi gue tau kayak gak semua berjalan ok. Lalu gue tanya dong "Kenapa, mah?" Lalu nyokap gue ngembusin nafas panjang disusul dengan gelengan kepala. Gotcha, I'm right, yeah? Lalu nyokap mulai lah cerita bahwa beliau baru aja ditelpon sama adiknya yang mana bule gue ( fyi , bule itu tante ya) mengeluh tentang dana pendidikan, iya jadi ada anaknya yang baru masuk sekolah tahun ini dan dia butuh uang untuk masukin anaknya ke sekolah. Bule gue cerita dengan maksud memin...

Dear my self

Dear my self, this is the letter for you, a letter about your struggles, i just want to thank you through this letter.  Hi, hari ini genap memperingati 22 tahun kamu menghabiskan waktu di bumi ini. 22 tahun yang tidak mudah. 22 tahun yang kalau dibayangkan kamu tidak akan sanggup untuk bertahan dan melalui langkah demi langkahnya, tetapi nyatanya kamu cukup kuat untuk bertahan, kamu hebat. Hal yang tidak mudah pasti, saat semua yang berjalan sebenarnya bukan hal yang kamu inginkan. Hal-hal sederhana yang seharusnya sudah menjadi hak sepenuhnya untuk kamu memilih, tapi bagaimanapun kamu tahu, dunia tidak selalu berpusat padamu, selalu ada pilihan demi pilihan yang akhirnya dipilih bukan hanya untuk dirimu saja, melainkan untuk membuatmu belajar dalam mengendalikan egomu. Egomu begitu besar, aku tahu. Kamu adalah manusia dengan seribu ambisi, targetmu bukan hanya tentang esok, bukan hanya tentang bagaimana kamu akan menyelesaikan satu masalah, lebih jauh dari itu, kamu telah...

Untuk kamu si pemaksa

Hi, tulisan ini aku khususkan untuk setiap laki-laki atau perempuan yang sedang berusaha merebut takdir orang lain untuk mengubah takdirnya. Seseorang yang sudah menghabiskan hampir seperempat hidupnya untuk mencoba membuat orang lain jatuh cinta kepadanya. Seseorang yang selalu berjuang untuk mendapatkan orang lain yang dia rasa terbaik bagi hidupnya. Kepadamu, tulisan ini aku persembahkan. --- Jatuh cinta memang tidak luput dari rasa sakit, bagaimana tidak, jika kata depannya saja sudah jatuh. Apakah kamu harus terjatuh untuk mendapatkan cinta? Lalu bagaimana denganmu? apakah setelah jatuh kamu berhasil mendapatkan cinta dari dia yang kamu harapkan? Jika jawabannya iya, maka selamat, kata jatuh cinta itu berhasil kamu sematkan pada dirimu. Namun jika tidak, bukan berarti kamu tidak berhasil, hanya saja mungkin cinta itu tidak kamu dapat dari seseorang yang kamu harapkan, melainkan dari dirimu sendiri, atau berasal dari orang yang selama ini mengasihimu, mungkin saja, bu...

Krisis kemanusiaan

Nyakitin ya denger berita yang baru aja ramai diperbincangkan, tagar #JusticeforAudrey sudah ramai terlihat, meski kebenaran yang terjadi belum terungkap. Bagaimanapun memang seharusnya hukum dan keadilan berada di pihak korban. Apa yang dilakukan pelaku bukan lagi sesuatu yang bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan, bukan sesuatu yang bisa dilupakan begitu saja hanya karena pelaku masih di bawah umur, tidak. Jika hukum tidak dapat bertindak tegas dan membiarkan pelaku tidak menerima hukuman yang setimpal maka jangan salahkan ke depannya akan muncul korban lainnya. Jangan salahkan jika ada pelaku di bawah umur yang melakukan tindakan keji lainnya. Seperti kasus yang sudah terjadi dan terselesaikan begitu saja, kasus siswa yang menganiaya gurunya dan melakukan tindakan asusila dan kasusnya mendapatkan maaf begitu saja. Katanya khawatir akan masa depan pelaku tapi tidak khawatir dengan masa depan korban? such a crazy thing called savage. Hal gila apapun yang dilakukan pelaku ...

At the end of the day

Hai, mas. Selamat malam, mungkin ketika kamu melihat tulisan ini bisa saja hari sudah berganti, atau tulisan ini sudah tidak lagi berada di posisi pertama sebagai pembuka pada blog ini. Mas, terima kasih atas segala waktu dan telinga yang telah kamu sediakan untukku. Sejak beberapa hari yang lalu hingga hari ini merupakan hari yang tidak mudah untukku, terlebih lagi setelah mengetahui apa yang menjadi sumber perdebatan kita pada malam itu.  Mas, sejak mengenalmu aku tahu bagaimana rasanya memiliki seorang yang dapat berperan sebagai apa saja, kamu dapat menjadi sahabat terbaik, bisa juga menjadi teman untukku menertawai hal gila tentang dunia ini. Menjadi kakak disaat aku lelah dan membutuhkan sandaran untuk sekedar beristirahat, tidak ada bahu senyaman bahumu, mas. Semoga tidak akan pernah ada bahu lainnya yang dapat menyaingi milik-mu.  Kamu mengajarkan aku untuk tumbuh menjadi manusia, bersamamu aku belajar untuk jujur dalam berperasaan. Mas terima kasih karena ...

Being human

Memangnya menjadi manusia di era saat ini susah, ya? Benar-benar manusia yang diciptakan sepaket dengan kebebasan merasakan senang dan sedih. Manusia yang diciptakan sepaket pula dengan kebaikan dan keburukannya. Jadi beberapa hari yang lalu gue menonton sebuah channel di youtube yang membicarakan tentang kebebasan untuk menunjukkan diri sendiri di sebuah media sosial. Lalu dalam channel tersebut membicarakan tentang "pahitnya" menjadi seorang public figure di era sekarang, kebetulan yang berbicara ini adalah seorang public figure yang gue yakini wajahnya tidak asing di mata kita, gue pula sering melihat beliau di beberapa program tv. Beliau bilang gini, "Kenapa sih ketika  seorang public figure  yang sudah dinilai baik harus selalu terlihat baik? giliran gue mencoba untuk menunjukkan diri gue yg sebenarnya malah langsung dicap buruk banget, gue sih gak takut ya orang mau bilang gue buruk atau gimana, karena emang gue berusaha jujur dengan diri gue, gue gak...

Prostitusi dan gaya hidup

Prostitusi atau pelacuran menurut KBBI adalah suatu pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan. Di Indonesia sendiri prostitusi sedang ramai diperbincangkan. Khusunya tentang prostitusi online. Sebenernya gue gak kaget sih ketika mendengar berbagai berita tentang public figure  yang ikut terlibat dalam bisnis ini. Bisnis ini juga merupakan bisnis yang tidak mudah untuk dibasmi, karena banyak sekali jejaringnya, banyak pelakunya. Gue gak mau bahas soal individu yang namanya sedang ramai dibicarakan. Karena gak ada hak gue untuk menjudge  mereka. Gue cuma mau menyampaikan opini gue tentang prostitusi ini secara umum, bukan membahas nama pelakunya. Prostitusi sendiri sangat lekat kaitannya dengan perempuan, padahal nyatanya bukan hanya kaum perempuan yang banyak terlibat dalam bisnis ini. Banyak juga kaum laki-laki yang berperan sebagai "penawar jasa" bukan hanya "pengguna jasa".  Lalu apa sih yang mendorong pelaku unt...