Berkelana
Sudah kusisiri belahan kota ini, pergi mengelilingi tiap sudut tempat yang menjadi harapanku tiada kamu. Berharap segera bayangmu enyah. Aku ingat malam di mana kota ini terasa sangat begitu dingin. Menusuk rangka-ku, malam di mana kamu mengatakan bahwa kamu sudah tidak bisa melanjutkan perjalanan bersamaku lagi. Cintamu telah usai, katamu. Malam itu, setelah apa yang kamu ucapkan padaku, kamu pamit dengan begitu tergesa-gesa, seolah-olah ada pintu lain yang akan kamu ketuk setelah ini. Kamu menghiraukan pintaku untuk menetap sebentar lagi. Aku menerka apa yang sebenarnya terjadi. Tatanan rambutmu sama seperti saat kamu memintaku untuk menetap. Wangi tubuhmu seperti mengingatkan kembali saat-saat di mana kamu memintaku untuk menjadi wanitamu. Sekarang kamu mengulang lagi hal yang sama namun tidak dengan aku di dalamnya, kamu ingin menggantikan sosok wanita beberapa tahun yang lalu. Kamu memilih jalan yang tidak ada aku lagi di dalamnya. Siapa dia? tanyaku ganar. W...