At the end of the day

Hai, mas. Selamat malam, mungkin ketika kamu melihat tulisan ini bisa saja hari sudah berganti, atau tulisan ini sudah tidak lagi berada di posisi pertama sebagai pembuka pada blog ini.
Mas, terima kasih atas segala waktu dan telinga yang telah kamu sediakan untukku. Sejak beberapa hari yang lalu hingga hari ini merupakan hari yang tidak mudah untukku, terlebih lagi setelah mengetahui apa yang menjadi sumber perdebatan kita pada malam itu. 

Mas, sejak mengenalmu aku tahu bagaimana rasanya memiliki seorang yang dapat berperan sebagai apa saja, kamu dapat menjadi sahabat terbaik, bisa juga menjadi teman untukku menertawai hal gila tentang dunia ini. Menjadi kakak disaat aku lelah dan membutuhkan sandaran untuk sekedar beristirahat, tidak ada bahu senyaman bahumu, mas. Semoga tidak akan pernah ada bahu lainnya yang dapat menyaingi milik-mu. 

Kamu mengajarkan aku untuk tumbuh menjadi manusia, bersamamu aku belajar untuk jujur dalam berperasaan. Mas terima kasih karena telah menjadi partnerku dalam berdiskusi tentang segala hal yang menjadi kerisauan kita, tentang masalah yang sedang kita hadapi, berdiskusi denganmu tentunya membuat aku belajar tentang memahami seorang karakter manusia. Bagaimana caramu berpikir kadang membuatku terkagum, meski tidak jarang kita tidak sependapat. Tapi kita bisa mengakhiri diskusi dengan menjadi menang bersama-sama atupun kalah bersama-sama. Kamu tidak akan membiarkanku kalah sementara kamu menang, begitu pula aku, karena bagiku kita bukan musuh yang harus menang dan mengalahkan lawan, tapi kita dapat menang bersama atau kalah bersama, bagaimanapun akhirnya, menang atau kalah, tetap bersamamu adalah tujuan akhirku, mas.

Kamu memang bukan seseorang dengan kesempurnaan mas, aku pun begitu, kita adalah manusia dengan cacat di beberapa sisi, dengan lemah pada beberapa bagian kisah kita, namun mengenalmu dan bersamamu semoga dapat menguatkan kita satu sama lain. Meski harus berdebat denganmu, meski harus kecewa terhadap apa yang kamu atau mungkin aku lakukan, namun pada akhirnya kita mengakhirinya dengan tetap bergandeng tangan. Aku bersyukur, karena bagiku lebih baik seperti itu, lebih baik kita bertengkar hebat tapi setelah itu kita tetap bersama, lebih baik kita sering meributkan hal kecil tetapi  hubungan yang kita miliki semakin kuat dibandingkan harus menghindarkan perdebatan lalu berakhir dengan kata perpisahan. 

Setelah segala kesulitan yang telah kita rasakan, setelah perdebatan yang diisi dengan risau, pada pagi yang diawali dengan penuh kekhawatiran, pada akhirnya kamu tetap memilih bersamaku, begitu pula aku, tetap memilih berada disampingmu. At the end of the day, it's all about us, mas. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk