Being human
Memangnya menjadi manusia di era saat ini susah, ya?
Benar-benar manusia yang diciptakan sepaket dengan kebebasan merasakan senang dan sedih.
Manusia yang diciptakan sepaket pula dengan kebaikan dan keburukannya.
Jadi beberapa hari yang lalu gue menonton sebuah channel di youtube yang membicarakan tentang kebebasan untuk menunjukkan diri sendiri di sebuah media sosial. Lalu dalam channel tersebut membicarakan tentang "pahitnya" menjadi seorang public figure di era sekarang, kebetulan yang berbicara ini adalah seorang public figure yang gue yakini wajahnya tidak asing di mata kita, gue pula sering melihat beliau di beberapa program tv.
Beliau bilang gini, "Kenapa sih ketika seorang public figure yang sudah dinilai baik harus selalu terlihat baik? giliran gue mencoba untuk menunjukkan diri gue yg sebenarnya malah langsung dicap buruk banget, gue sih gak takut ya orang mau bilang gue buruk atau gimana, karena emang gue berusaha jujur dengan diri gue, gue gak mau membangun citra bahwa gue harus terlihat baik, gak mau buat settingan supaya gue makin dikenal, gue juga gak mau nutup-nutupin diri gue kalo gue lagi ngerasa seneng apa sedih, itu hak gue."
Sebenernya apa yang beliau sampaikan sejalan sih sama keadaan kita yang saat ini, meskipun bukan seorang public figure kita juga merasakkannya. Saat ini kita cenderung kehilangan kebebasan sebagai manusia, katanya jaman sekarang kebebasan sudah harga mati tapi sekalinya ada yang menunjukkan kebebasan menjadi diri sendiri yang ada malah dibuat mati oleh sekelilingnya, mati dalam artian pribadinya yang sudah tidak lagi hidup, karakternya yang sudah terbunuh oleh pedasnya omongan netizen.
Memangnya salah merangkai kata-kata sedih di sosial media?
Memangnya salah menunjukkan diri sendiri meski dianggap "alay" di mata orang lain?
Memangnya salah memposting foto dengan busana mini di media sosial?
Memangnya salah mengumpat dengan kata-kata yang tidak umum dan dianggap "kurang sopan"?
Memangnya salah jika memposting pakain baru/kendaraan baru yang dimiliki?
Segala yang dia bagikan di media sosial sudah sepenuhnya menjadi haknya, urusan suka dan tidak suka sekalipun pasti sudah dia pikirkan matang-matang. Tentunya gue bukan termasuk orang yang senang mengumbar foto dengan busana mini di media sosial ataupun mengumpat dengan kata-kata yang dianggap "kurang sopan" tapi apa lantas hak gue bisa langsung menilai bahwa orang yang melakukan itu akhlaknya tidak lebih baik dari gue?
Gue sama sekali gak ada hak buat menilai bahwa orang lain tidak lebih dari gue.
Gue sama sekali gak ada hak buat membunuh karakter orang lain yang gue anggap tidak sejalan dengan gue.
Gue sama sekali gak ada hak buat mengatur bagaimana seharusnya orang lain bersikap terlebih lagi jika gue sama sekali tidak mengenal orang itu di kehidupan nyata.
Gue juga gak mau menilai bahwa orang baik adalah orang yang tidak punya keburukan dalam hidupnya, yang harus kita ingat sebaik apapun seseorang dia akan selalu punya keburukan, begitu pun sebaliknya seburuk apapun orang itu terlihat dia akan selalu punya kebaikan.
Jadi biarlah orang lain menjadi manusia, manusia yang lahir dengan kebebasan untuk menunjukkan perasaan yang dia sedang rasakan. Tanpa celaan yang akan membunuh karakternya.
Manusia yang dibebaskan untuk menjadi dirinya sendiri selama itu tidak merugikan orang lain.
Karena memanusiakan manusia itu hal yang terkadang kita lupa untuk lakukan. Menjadi manusia terdengar mudah tapi nyatanya menjadi manusia yang dibebaskan untuk tetap hidup tanpa direnggut haknya tidaklah mudah.
Sederhana, hanya menjadi manusia.
Komentar
Posting Komentar