Deep talk
Source image: https://www.u-cergy.fr/ |
Deep talk atau yang dikenal dengan istilah deep conversation atau dalam bahasa Indonesianya ialah perbincangan mendalam, merupakan suatu kata yang tidak jarang kita temukan di media sosial, atau mungkin di kehidupan nyata teman-teman sudah banyak mendengar ajakan untuk melakukan perbincangan mendalam atau deep talk, ini? Sebenernya apa sih, deep talk/deep conversation, itu? Lalu apa pentingnya melakukan deep talk?
Deep conversation/talk is when two people have a very long conversation about everything thats going on in their life. This is when you both open up and let your feelings free. It could also make them very close (https://www.urbandictionary.com/).
Jadi, deep conversation atau deep talk ialah ketika dua orang terlibat perbincangan panjang mengenai 'segalanya' yang terjadi pada hidup mereka. Kebayang dong, segala yang terjadi di hidup mereka itu artinya bukan hanya perbincangan mengenai cuaca yang terjadi hari ini, kerja di mana, apa makanan kesukaannya, apa yang sedang dilakukan, dan apa acara TV kesukaannya. Uh, bosen banget gak sih ketika yang kita temui selalu obrolan basa-basi yang membuat kita tidak bersemangat menjawabnya. Small talk and shallow relationship bore me, seriously. Mungkin kalau obrolan basa-basi ini dilakukan dengan orang yang baru dikenal dan pada pertemuan pertama, tidak masalah, namun jika obrolan ringan dan dangkal dilakukan bersama orang yang sudah dikenal lama dan terlibat dalam sebuah hubungan yang bisa dikatakan dekat dengan kita, akan sangat menjenuhkan, nggak sih?
Small talk buat gue belum pernah menghasilkan makna. Contoh yang sering banget kita temuin adalah ketika masa pendekatan (Pendekatan bisa berarti juga pendekatan dengan sahabat ya). Bukan cuma cowok aja, cewek juga sering loh ber-basa basi. Padahal udah tau jawabannya tapi masih nanya. Gak salah sih emang, bahkan buat sebagian orang alasannya bisa bikin senyum-senyum sendiri, agar ada topik obrolan katanya. Harusnya jika berniat mencari topik obrolan carilah topik yang akan mengganggu pikiran si lawan bicara, loh maksudnya, Na?
Topik yang menggangu selalu menghasilkan perbincangan yang mendalam, khususnya buat gue pribadi. Dibandingkan pertanyaan bunga apa yang kamu suka gue lebih suka ditanya, apa hal yang paling gue benci sehingga gue berharap hal tersebut gak akan terjadi atau terulang lagi di hidup gue? Mengganggu? sangat. Siapa sih orang yang gak terganggu ketika kenangan yang gak diharapin muncul harus dia ingat lagi, bahkan harus dia ceritakan kepada orang lain. Tapi dibalik rasa terganggunya gue justru melahirkan perbincangan mendalam antara gue dengan dia, si lawan bicara. Gue jadi tahu seberapa tertariknya orang lain dengan gue ketika kita terlibat sebuah obrolan yang mendalam. Tentunya respons yang baik pula harus kita tunjukan ketika terlibat obrolan yang mendalam ini. Respons yang membuat dia bebas bercerita kepadanya dirinya sendiri, kadang orang lain cuma butuh didengar, dan ketika sudah terlibat obrolan mendalam dengan seseorang buatlah dia seakan-akan sedang bercerita dengan dirinya sendiri. Jadi dia tidak perlu malu, ragu ataupun sungkan untuk bercerita.
Tentunya terlibat obrolan yang mendalam bukan suatu hal yang mudah dan dapat dilakukan oleh semua orang yang kita temui. Terlebih lagi jika ada orang baru yang ingin kita kenal lebih dalam, berpikir bahwa pertanyaan-pertanyaan mengganggu akan membuat keadaan menjadi canggung dan tidak enak, takut juga nantinya malah membuat ungkapan; "sok dekat", "kepo", atau ungkapan lain yang membuat orang lain mengurungkan niat untuk membangun sebuah obrolan dengan kita. Jika kita ingin terlibat obrolan mendalam dengan seseorang maka jauhilah pikiran-pikiran seperti; orang itu kepo atau orang itu sok dekat. Karena kita tidak pernah tahu barangkali orang itu ialah orang yang menyenangkan untuk menjadi teman berbincang secara mendalam.
Yakin deh, ketika kita bertemu dengan orang yang dengannya kita dapat membicarakan apa saja (entah soal agama, politik, ekonomi, pendidikan, humor, atau hal lainnya tentang hidup) tanpa harus takut atau tidak enak, rasanya begitu menyenangkan. Ketika kita tidak sadar bahwa telah menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bertukar obrolan milik berdua. Ketika kita berpikir bahwa waktu terlalu singkat untuk mengeluarkan seluruh pikiran yang memenuhi kepala. Ketika kita nyaman melihat binar matanya bercerita tentang hal yang dia sukai, ketika kita juga melihat perubahan raut wajahnya saat dia membicarakan hal yang dia tidak sukai, atau bahkan dia benci. Semuanya yang terjadi di hidupnya, juga di hidup kita sendiri.
Makanya kalau buat gue sendiri, gue lebih suka melakukan perbincangan secara langsung dibanding lewat pesan singkat, namanya aja udah singkat pasti makna yang tersirat juga singkat. Saat kita terlibat obrolan secara langsung kita dapat melihat segala perubahan yang terjadi pada tubuh dan raut wajahnya, kita bisa mendengar adanya perubahan intonasi pada setiap kata yang dia ucapkan, melihat bagaimana dia tertawa atas lelucon milik kita berdua. Membuat kita bersyukur atas setiap waktu yang telah dihabiskan.
Tapi semuanya berubah ketika obrolan langsung yang kita miliki dibatasi oleh sebuah dinding, dinding yang sudah dianggap melekat pada masyarakat saat ini. Apalagi kalau bukan ponsel. Ponsel itu bagaikan satu diantara beberapa dinding dalam sebuah perbincangan mendalam. Temen-temen pasti pernah ngalamin kan pas kita lagi mau berbincang eh lawan biacara malah asyik sama ponsel? nyebelin, ya? Kalau udah gitu gue merasa bahwa gue gak benar-benar menarik buat dia, kalau masih ada dinding diantara kita obrolan mendalam sulit untuk dilakukan. Tapi bukan berarti gak bisa, ya!
Lalu bagaimana sih awalnya kita membangun sebuah perbincangan mendalam?
Kalau gue sendiri memulainya dengan pertanyaan sederhana, mungkin pertanyaan basa-basi yang telah disebutkan di atas. Tapi, tunggu dulu, ada tapinya. Jangan berhenti di situ, jangan puas atas jawaban yang diberikan oleh si lawan bicara. Nah seringkali yang kita temui saat masa pendekatan adalah small talk, perbincangan ringan yang seakan tidak membutuhkan jawaban. Jadi ketika pertanyaan ringan yang kita lontarkan telah dijawab kita langsung beralih ke pertanyaan berikutnya, jangan, jangan begitu, itu yang membuat bosan, seakan-akan kita lagi menjawab soal pilihan ganda gitu -_-
Dibanding sibuk mencari topik lain atau sibuk mencari pertanyaan lain yang bisa dilontarkan, lebih baik kita kembangkan topik obrolan kita dari jawaban yang lawan bicara utarakan. Kaitkan dengan kehidupannya, sisipkan ceritamu juga, dan jangan takut untuk membuat tanggapan/pertanyaan yang mengganggu untuk dia, tujuannya bukan untuk membuat tidak nyaman melainkan menimbulkan keresahan agar dia menyampaikan apa yang selama ini dia simpan, sehingga dia bisa melepaskan segala pikirannya, bukan hal gak mungkin dong kalian akan lebih dekat? :p
Yang harus diperhatikan adalah ketepatannya, kalau itu mah kalian harus tentukan sendiri ya kapan timing yang pas. Jangan nantinya malah kayak wartawan bodrex, atau malah kayak wartawan yang ngincer rating dengan menyakiti orang lain dengan pertanyaan yang dilontarkan. Jangan, jangan kayak gitu juga, ya.
Soal deep talk ini doang yang bisa gue share dari apa yang gue baca dan gue alami sendiri, selebihnya gue juga masih belajar buat gimana sih bangun obrolan yang mendalam dengan seseorang, obrolan yang gak kosong gitu. Ohya, perbicangan mendalam ini pentingnya dapat mendekatkan kita dengan orang-orang di sekitar kita, kita jadi lebih tau dia itu gimana, pikiran dia gimana dan hal apa aja yang dia suka dan sebenarnya gak dia suka.
Selain itu, memiliki perbincangan yang mendalam dengan seseorang juga dapat membantu menyehatkan psikologis antara kita dan lawan bicara, maaf gue lupa nyantumin sumber buku yang gue baca, karena lupa judulnya, gue pernah baca kalau ternyata memiliki obrolan yang mendalam akan membantu menyehatkan psikologis kita, kita jadi lebih percaya diri (karena untuk bercerita dibutuhkan rasa kepercayaan diri), dengan deep talk juga membantu kita untuk meringankan beban yang tertumpuk di kepala, membangun rasa percaya kita terhadap orang lain serta membantu kita untuk mengontrol emosi kita.
Wah, banyak juga ya manfaatnya, jadi kalau temen-temen merasa udah punya lawan bicara untuk melakukan perbincangan mendalam, selamat ya, kalian beruntung dapat dipertemukan.
Komentar
Posting Komentar