Kelakuan buruk suporter bola
Sabtu, 17 Februari 2018 mungkin hari yang berbahagia untuk persatuan sepak bola Persija, bukan hanya para pemain namun kebahagiaan juga berhasil menyelimuti para The Jackmania (suporter bola Persija) karena Persija berhasil memenangkan laga dengan skor 3-0 atas Bali United. Namun sayangnya kemenangan tersebut harus ternodai oleh tingkah laku dari oknum suporter yang merusak berbagai fasilitas di GBK.
1. Pintu masuk zona 9 GBK
source image : https://www.merdeka.com/ |
2. Pagar pembatas GBK
source image : https://www.merdeka.com/ |
3. Mesin cetak tiket
Gue gak belum menemukan fotonya dari sumber yang terpercaya jadi teman-teman bisa cari tahu sendiri keadaan mesin cetak setelah kejadian Sabtu malam tersebut.
4. Pagar taman depan GBK
source image : http://news.liputan6.com/ |
5. Tanaman yang rusak akibat injakan kaki para suporter
source image : http://news.liputan6.com/ |
6. Sampah yang berserakan
source image : http://news.liputan6.com/ |
Itu gambaran kondisi stadion GBK setelah laga final Piala Presiden 2018, jika teman-teman ingin melihat lengkapnya, teman-teman bisa lihat artikel news.liputan6.com/ atau bisa juga pada www.merdeka.com/
Gue sangat menyangkan tindakan tak bermoral dari oknum suporter tersebut. Mulai dari pagar pembatas, mesin cetak tiket, serta taman depan GBK menjadi korban dari aksi tak bertanggungjawab para suporter. Padahal renovasi GBK baru saja selesai dengan menghabiskan dana yang tidak sedikit, pada laman http://www.tribunnews.com/ menyebutkan bahwa dana yang dibutuhkan untuk renovasi GBK sekitar RP 760 miliar. Hadeuh guys, itu duit gak sedikit keleus. Kalo gak bisa ikut sumbangsih seenggaknya gausa ngerusak gitu bisa gak, sih?
Selain itu juga, masalah sampah yang berserakan sangat menganggu keindahan GBK. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang telah mendarah daging. Mungkin sebagian dari orang yang terbiasa membuang sampah sembarangan memiliki pikiran yang keliru bahwa membuang sampah pada tempatnya ialah hal yang hanya dilakukan oleh petugas kebersihan.
Sangat disayangkan jika pikiran itu masih dimiliki oleh warga era modern seperti saat ini. Saat dimana generasi manja terlayani bak seorang ratu dan raja, mau makan apa aja tinggal order, belanja ini itu tinggal klik, habis makan tinggal nyelonong pergi tak peduli sampah sisa makanannya, kalau ditegur langsung naik pitam sambil berkata "Biar saja! kan sudah ada yang bertugas membersihkan!" sungguh generasi yang angkuh jika masih memegang prinsip seperti itu.
Gue mengiyakan bahwa stadion-stadion yang ada di Indonesia seperti Gelora Bung Karno, Gelora Bandung Lautan Api, Gelora Bung Tomo sudah dapat dijejerkan dengan stadion-stadion kelas dunia. Namun bagi gue hal itu tidak berarti jika manusianya yang ikut andil dalam penggunaan stadion tersebut (dalam kasus ini terutama suporternya) belum sepenuhnya memiliki etika yang pantas. Bahkan hal yang seharusnya sangat mudah dilakukan seperti membuang sampah pada tempatnya pun belum dapat dilaksanakan, yaa kasarnya mah ndak usah mimpi negara ini bakalan maju kalo hal kecil seperti ini aja ndak bisa dijalankan!
Belum lagi tindakan bar-bar para oknum suporter yang kehabisan tiket hingga memaksa masuk gate. Gak banget. Gini deh ya, gue emang bukan bagian dari The Jackmania, jadi gue gak tahu gimana rasa inginnya kalian (para oknum suporter yang nakal) untuk mendukung secara langsung, tapi mbok ya, dipikir-pikir lagi, sesuatu yang berlebihan gak pernah berujung baik, ya seperti ini. Apa dengan kalian merusak fasilitas stadion akan membuat pemain Persija bangga? yang ada malah malu sama kelakuan kalian. Kasihan juga sama suporter lain yang hadir disana dengan etika yang baik, nama mereka jadi rusak karena kelakuan oknum tersebut. Huh, dasar nackal!
Gue setuju dengan tanggapan Bapak wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno "Menurut saya, kalau stadionnya bertaraf Internasional tapi kelakuan (suporternya) masih tarkam, enggak akan menyelesaikan masalah." dikutip oleh Okezone.
Beranjak dari kelakuan suporter di GBK, ada hal yang mengerikan diduga dilakukan oleh oknum suporter bola (entah suporter mana). Bus rombongan umrah Bima Arya, wali kota Bogor, ditimpuki diduga karena bus tersebut membawa rombongan suporter Persija, karena rombongan tersebut mengenakan seragam berunsur oranye. Berita lengkapnya silahkan lihat di https://sumeks.co.id/bus-rombongan-umrah-bima-arya-ditimpuki-saat-ke-bandara-soetta/
Belum terbukti siapa dalang sebenarnya dari timpukan tersebut, namun jikalau memang benar dilakukan oleh oknum suporter sepak bola, itu merupakan hal yang wajib dikenakan sanksi karena dapat melukai orang lain. Pun jika yang melakukannya bukan suporter sepak bola harus tetap diberikan sanksi.
Intinya guys cobalah mencintai sesuatu dengan sewajarnya, tidak berlebihan hingga merusak yang ada. Coba hargain juga usaha pemerintah untuk memperbaiki ini dan itu, bukan malah dengan mudahnya dirusak masyarakatnya sendiri. Kalo gak bisa bantu memperbaiki setidaknya jangan merusak.
Tapi dari hal-hal yang tidak enak yang disampaikan diatas gue mau mengucapkan selamat untuk Persija Jakarta atas kemenangannya, serta selamat juga untuk Bali United atas permainan hebatnya. Semoga bukan hanya para pemainnya saja yang hebat ataupun dapat memenangkan laga namun para suporternya juga bisa hebat dalam memenangkan pertunjukan dengan cara menjadi suporter yang lebih beretika, bukan hanya untuk the Jackmania melainkan untuk seluruh suporter bola di Indonesia, ataupun hanya penikmat sepak bola, seperti saya sendiri. Mari menjadi lebih berkelas dengan menanamkan etika yang bertaraf Internasional! :)
perlu dibina untuk suporter bola agar bisa tertip
BalasHapusBenar sekali :)
HapusGue sangat menyangkan tindakan tak bermoral dari oknum suporter tersebut. Mulai dari pagar pembatas, mesin cetak tiket, serta taman depan GBK menjadi korban dari aksi tak bertanggungjawab para suporter.
BalasHapushttp://www.agenpialaeropa.club/