More than candy

Hari ini libur kuliah, wacananya mau nyicil tugas tapi realitanya malah bermain-main dengan angan sendiri, sampe akhirnya tenggelem. 
ciaw. 
karena merasa gak ada yang gue hasilkan hari ini, akhirnya gue memutuskan untuk menutup hari dengan sedikit produktif, ngeblog!

Happy banget!
kemarin abis ikut acara Unified Youth Activation National Workshop 2017, yang diadakan oleh Special Olympics Indonesia. acaranya dilaksanakan pada tanggal 22-24 September di PP-PON Cibubur.

Gue disana berperan sebagai pendamping atau dalam acara tersebut disebut dengan youth partner. youth partner adalah pendamping bagi athlete disabilitas, khususnya intelectual disabilitas yang menjadi target dari acara tersebut.

Tapi gini, yang mau gue ceritain disini bukan tentang runtutan acaranya, bukan tentang seberapa hebatnya acara ini karena gue jamin acara ini sudah sangat keren dan luar biasa.
yang jadi fokus gue pada acara ini adalah tentang mereka, temen-temen luar biasa gue.

Sebelumnya, buat yang belom tahu, gue selalu menyebut difabel/disabilitas dengan sebutan 'temen-temen luar biasa' jadi jangan bingung kalau suatu saat menemukan kata-kata tersebut dalam postingan gue, termasuk postingan yang ini.

Oke langsung aja, jadi di acara tersebut gue ditempatkan sekamar dengan temen luar biasa gue (jadi kita dipasangkan dua orang-athlete dan partner/pendamping). nah istimewanya gue mendapatkan temen luar biasa yang sungguh bersemangat, dia kritis, banyak pengetahuan, dan berani mengemukakan pendapatnya, saking dia berani untuk mengemukakkan pendapatnya sampe apa aja dia komentarin, misalnya ketika temen perempuan gue ngobrol sama laki-laki dia suruh jauhan, ruang makan riuh karena ketawaan dia langsung komentar pedes, apa aja deh pokoknya dikomentarin, iya bener-bener 'apa aja', dari yang penting sampai yang menurut gue kurang penting untuk diribet-in.

Saking semangatnya dia dalam menyampaikan pendapatnya para partner alias temen-temen kampus gue sampai menjuluki dia dengan sebutan-sebutan yang kurang pantas mungkin untuk didengar, bahkan gue sendiri pun dengan bodohnya malah ikut tertawa pada julukkan julukkan yang diberikan temen-temen gue.

Emang sih kita bercanda, gue paham banget. 

Cuman gue akhirnya merasa malu dan jahat sekali ketika gue menyadari satu hal.

Di hari kedua kami menginap salah satu panitia menginstruksikan para athlete untuk menulis pendapatnya tentang para partner diatas secarik kertas bergambar bola.
gue akhirnya menjelaskan kepada temen luar biasa gue agar dia menulis hal yang diperintahkan panitia.

Selagi dia menulis gue memutuskan untuk mandi, karena jam sudah menunjukkan pukul 18.00
setelah gue mandi dan solat gue melihat kertas tersebut sudah berisi kata-kata yang lumayan panjang.

Rasa penasaran gue muncul dong.

Bisa dibilang sengaja dan enggak akhirnya gue memutuskan untuk membacanya (karena nantinya kertas itu akan diberikan pada gue juga), kebetulan temen luar biasa gue lagi di toilet. 

Bug.

Rasanya gue habis ditampar setelah baca tulisan tersebut.
gue hampir aja nangis karena baca kata-kata yang dia tulis untuk gue.

Dalam lembaran itu sama sekali gak gue temuin kata-kata negatif, sama sekali gak gue temuin keluhan-keluhan dia tentang gue, sama sekali enggak ada, semua hanya berisi pujian dan rasa terimakasih. 

Setelah apa yang gue lakuin ke dia, setelah becandaan gue yang menurut gue sejahat itu dengan dia, setelah anggapan-anggapan kotor gue ke dia. gue malu. gue ngerasa gue jahaaat banget, banget.

Kenapa sih setelah pikiran dan keluhan negatif gue terbesit dia malah membalasnya dengan kalimat semanis itu.

Gue jadi berpikir.

Kenapa hati dia sebersih itu? kenapa pandangan dia semanis itu? kenapa? dan gue merasa malu ketika mengetahui gue masih memiliki pikiran yang buruk tentang seseorang. gue malu banget.

Mereka yang kita tertawakan justru membuat kita menangisi kebodohan kita sendiri. 

Di detik itu gue mulai menanamkan janji kecil dalam hati gue

gue gak mau menanamkan pikiran buruk kepada siapapun

Gue udah sering banget denger kata-kata kalo kita gak boleh suhudzon sama orang lain, tapi tetep aja sadar atau enggak masih terbesit sifat itu. tapi kali ini rasanya beda banget, gue bener-bener belajar dari mereka, khususnya temen sekamar gue. dia menyadarkan gue bahwa melaikat tak bersayap benar-benar ada. mereka yang kita bilang 'tidak normal' nyatanya memiliki hati yang begitu manis sementara kita yang selalu menganggap diri kita lebih dibanding mereka kita masih jahat sekali, pikiran kita masih harus terus dibersihkan, hati kita harus ditanamkan bibit-bibit cinta lebih banyak.

she is so sweet, more than candy.


dan kalian, temen-temen luar biasa gue, terimakasih telah menebar cinta kepada dunia, khususnya dunia gue hari itu. gue harap kalian akan selalu ada, selalu memberikan cinta untuk lingkungan kalian, terimakasih.




*nb: gue gak nyantumin foto kertas itu karena dia ngeganti kertasnya karena ternyata dia salah menulis, harusnya dia menulis di kertas baliknya. jadi dia mengganti kertasnya dan membuat tulisannya menjadi lebih singkat, gue sudah share di instagram kertas yang barunya.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk