Terimakasih Asian Para Games 2018
Masih belom bisa move on sepenuhnya dari salah satu perhelatan acara terbesar se-Asia. Walau cuma sekitar sembilan hari tapi banyak kenangan yang bisa gue bungkus dari kegiatan ini. Entah dari personal maupun sosial gue. Menginap di PV, awalnya memaksa gue untuk terus mengulang-ulang mantra ajaib agar gue bisa betah menghabiskan malam di sana "Anggep rumah aja Na, lo gak semalem dua malem, masih lama di sini. Ayo betah-betah." kalimat yang terus gue bisikin ke diri gue sendiri dan bener adanya beberapa malam di sana gue gak merasa khawatir sama sekali, yang ada gue merasa nyaman layaknya di rumah.
Gue seneng banget ketika melihat tidak sedikit warga yang antusias atas acara ini, gue juga bahagia dan hormat banget sama orang tua yang membawa anaknya untuk menyaksikan perjuangan atlet disabilitas dalam mengaktualisasi diri mereka. Entah anak mereka bakal ngerti atau gak, itu urusan nanti, seenggaknya gue udah merasa takjub atas niat baik orang tua mereka untuk mengenalkan lebih dekat anak mereka dengan teman-teman luar biasa.
Asian Para Games juga memberi kesempatan untuk gue memiliki keluarga baru, tawa yang tercipta di sela-sela rasa lelah, perdebatan-perdebatan kecil yang berujung pada canda, semangat yang terus terdengar meski mata mulai mengantuk. Guyonan konyol untuk sekedar menghibur dikala rasa penat menghampiri. Lucu memang. Ketika lelah semua emosi bisa saja meluap, entah kepada siapapun, namun beberapa dari kami sadar bahwa lelah kami akan terbayarkan bila para pejuang yang akan bertanding merasa puas. Dan benar saja, semua rasa lelah, penat, khawatir terbayarkan terutama ketika Indonesia Raya menggema di beberapa stadion tempat pertandingan berlangsung.
Asian Para Games membuka mata gue bahwa tidak pernah ada hal yang tidak mungkin dilakukan dalam keterbatasan. Sebelumnya gue menganggap bahwa semua yang dilakukan para atlet difabel/disabilitas adalah hal yang biasa aja, bukan hal yang istimewa. Karena gue gak menyaksikan langsung gimana tahap-tahap dia berdiri di tempat pertandingan/perlombaan mereka. Lewat kegiatan ini gue dikasih kesempatan untuk melihat langsung gimana gigihnya mereka untuk ada di tempat pertandingan. Mulai dari pagi mereka sudah mulai berlatih dan pemanasan hingga malam hari disaat gue sendiri udah nguap-nguap mulu tapi mereka masih aja terus gerakin badannya dengan penuh semangat.
Waktu gue lagi jalan di koridor samping kolam renang utama yang dijadikan tempat perlombaan, gue melihat seorang atlet berjalan dengan satu kakinya. Dia tidak menggunakan kursi roda ataupun tongkat. Badan dan kakinya seirama melompat-lompat untuk terus maju. Badannya basah, gue tebak dia habis berenang (Gak lucu elah kol somay). Tangan kirinya menenteng sebuah tas berwarna putih yang cukup besar, tangan kanannya membawa sebuah bingkisan yang entah apa isinya. Bukan hanya itu saja, mulutnya tidak berhenti untuk mengiggit sebuah handuk berwarna hijau.
Gue setengah berlari untuk menghampirinya karena gue lihat posisi koridor sedang tidak ada volunteer saat itu.
"May i help you, Mr?" ucap gue menawarkan bantuan.
Dia tersenyum sangat manis, "Oh, no, thank you. I can handle." ucapnya tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya.
"Okay, I believe you're awesome, Mr!" Ucap gue sambil membalas senyumnya.
Dia tertawa dan mengangguk, dia berkata, "U too girl! you're a good girl." Lalu lelaki yang punggungnya bertuliskan sebuah nama negara itu melanjutkan perjalanannya yang gue tebak menuju toilet atau kamar ganti.
Salah satu percakapan yang saaaaangat singkat yang membuat gue tersenyum dan makin bangga dengan teman-teman luar biasa. Mereka tuh ya, ampun deh ah, udah hebat. Prestasinya luar biasa, mau berusaha, ramah lagi sama orang biasa kayak gue hahaha
Ada lagi si bapak dari India, kali ini dia memakai seragam bertuliskan coach. Sehabis gue menemui beberapa temen gue yang datang ke Akuatik GBK gue berjalan santai menuruni anak tangga, ada seorang bapak yang di punggungnya terdapat tas ransel besar berwarna hitam. Kali ini dia yang menegur gue terlebih dahulu, "Hi, How was your day?" tanyanya setelah tersenyum ke arah gue. Setelah itu percakapan kami berlanjut. Bapak pelatih tersebut berasal dari India, dia bilang senang di Indonesia, makanannya enak dan hampir semua orang ramah dengan mereka. Lalu hal yang membuat gue takjub adalah ketika dia bilang bahwa Bapak Presiden Indonesia terlihat sangat menyenangkan.
Kaget dong gue kenapa pak pelatih ini tiba-tiba ngomongin pak Jokowi, takut salah denger (karena kalian tau kan logat India ngomong bahasa Inggris gimana, buat gue yang pendengarannya kadang absurd takut nyeleneh gitu) akhirnya gue minta bapak pelatih ini untuk mengulangi, ternyata dia bilang bahwa Pak Jokowi adalah representative dari sebuah negara yang menyenangkan dan ramah, makanya dia bilang pak Jokowi terlihat sangat menyenangkan terutama bagi anak muda.
Sayangnya gue hanya sempet mengiyakan dan berbicara tidak terlalu banyak mengenai hal ini karena beliau mendapat sapaan dari seorang perempuan (gue rasa kontingen dari India juga) lalu pamit untuk menyudahi obrolan kami.
Ngalor ngidul banget gak, sih?
Padahal niatnya gue cuman mau berterimakasih sama acara ini, sama orang-orang yang ada di belakang layar, di depan layar, orang-orang yang mendukung maupun orang-orang yang terlibat langsung. Kalian hebat, kalian keren, kalian luar biasa.
Terimakasih telah membuka mata dunia bahwa Indonesia mampu menjadi negara yang hangat, negara yang penuh cinta, negara yang mampu untuk menghargai orang lain, negara yang penuh dengan semangat. Terimakasih telah mengijinkan orang biasa seperti saya untuk menjadi bagian kecil dari sejarah, untuk menyaksikan langsung kehebatan teman-teman semua. Terimakasih. Saya bangga, bersyukur, dan bahagia.
Komentar
Posting Komentar