Tentang komitmen

Image result for komitmen
Source image: https://www.google.co.id/

Gue baru aja menyelesaikan membaca sebuah novel yang juga naik layar menjadi sebuah film. Film yang tayang di bioskop sekitar enam tahun yang lalu. Mungkin kalian pernah membaca novelnya atau malah pernah nonton filmnya, judulnya Test Pack

Whut? 
Test pack yang buat ngecek orang hamil itu, kan?

Yup, Test pack itu.

Gue di sini gak mau nge-review film tersebut, karena gue juga belom nonton filmnya (hhh baiqla).  Cuma gue mau ngomongin soal isi novelnya aja. 

Novel yang bercerita tentang kehidupan pasangan suami istri yang menantikan kehadiran buah hati dalam rumah tangganya, yang paling kekeh terlihat, mungkin sih, si istri. Novel yang ditulis oleh Ninit Yunita ini berhasil membuat gue manggut-manggut kepala. 

By the way, before i cing cong too much, let me tell u, i'm 21 years old, and haven't marriage yet. Tapi kenapa gue memilih novel ini diantara ribuan novel cinta-cintaan ABG atau drama-drama usia muda? Alasannya adalah karena gue suka baca, dan gak membatasi apa yang mau gue baca, maksudnya gue baca apa yang gue mau gitu, selama bacaan itu membuat gue tertarik, ya gue baca, mau bacaan bocah pitik umur lima tahun kalo gue anggap menarik ya gue baca. Gue juga punya kok majalah anak-anak yang gue beli sendiri diumur gue yang udah kepala dua ini, gak ada masalah, bukan?

Halah suka baca adalah jawaban klise,

Jawaban yang lainnya adalah karena novel ini mengarah ke psikologis. Yhaaaa, maybe u already know, i really like things about psychology, buku, film, atau apalah yang berbau psikologis terasa lebih "wangi" bagi gue hahaha

Novel ini berhasil membuat gue menyadari suatu hal. Suatu hal yang bocah ingusan kayak gue ini masih anggep remeh, hal yang selama ini gue pikir cuma berlaku di kalangan orang dewasa aja (i mean mereka yang sudah menikah, bukan berarti yang belom nikah gak dewasa juga lah, ya gitu lah pokoknya, hope u know what i mean), hal tersebut ialah sebuah komitmen.

Perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu adalah pengertian komitmen menurut KBBI daring.
Gue menganggap ketika kita berkomitmen dengan orang lain, it's okay to love someone because of what/how/who they are. Ternyata anggepan gue kurang tepat, Novel ini mengajarkan gue bahwa komitmen yang sebenarnya itu bukan ketika kita mencintai seseorang karena embel-embel dibelakangnya, bukan karena dia gimana, tapi cintai seseorang karena kita mau.

Seperti yang teh Ninit tulis dalam novelnya, 

"Banyak hubungan yang patah hilang dan berganti karena tidak memiliki komitmen, 
I love him because of the way he treats me, I love him because he's so handsome, I love him because of the way he makes me feel, I love him because he falls on my feet with roses and jewels. Orang sering mendasari cinta atas hal-hal yang dianggap indah. Jarang ada yang mengatakan, saya sayang dia karena saya ingin sayang dia. Itulah komitmen."

Bener adanya, mungkin (menurut hipotesa sotoy gue) adanya keretakan dalam rumah tangga salah satunya ya seperti yang teh Ninit bilang, tidak adanya komitmen. Atau mungkin komitmen itu hanya sekedar ucapan belaka, ucapan yang berlaku ketika akad saja?

Atau bahkan adanya kekeliruan dalam berkomitmen?
Ketika kalimat, i love him because of the way he makes me feel. Then what happens if he stops making you feel that way? 

Cinta kepada manusia selalu ada masanya.
Entah perasaan bosen, atau perasaan yang telah hilang dan mati. Tidak jarang orang memutuskan untuk mengakhiri cintanya karena dirasa perasaannya sudah tidak seperti saat pertama bertemu lagi.

Lalu apa yang membuat pasangan yang telah berpuluh tahun menikah dan memutuskan untuk tetap bersama?
Komitmen. 

Mereka saling sayang ya karena mereka ingin. Bukan orang lain, melainkan pasangannya yang dia inginkan untuk menjadi partner hidupnya. Bukan karena apa yang ada di diri pasangannya namun karena mereka ingin menyayangi pasangannya. Hingga ketika 'apa yang ada di diri pasangannya' hilang ia tetap memilih menyanginya.

Sounds really romantic, right?


Kita juga sering keliru, menganggap bahwa komitmen hanya berlaku untuk sebuah pernikahan. Bagi gue enggak. Komitmen pun berlaku pada hubungan sebuah persahabatan.
Terlebih lagi dalam sebuah hubungan persahabatan, tidak ada ikatan suci seperti sebuah pernikahan. Komitmen sangat diperlukan, komitmen untuk terus bersama dengan sahabat kita, apapun yang ada di diri dia, bukan karena dia cantik/ganteng, bukan karena dia kaya sehingga bisa mentraktir ini dan itu, bukan karena dia membuat kita ingin bersahabat dengannya sejak pertama kali bertemu. Bukan. 

Kalo gue bilang gue mau bersahabat dengan dia karena dia merupakan pendengar yang baik buat gue, dia selalu ada kapanpun buat gue, 
lalu gimana lima atau sepuluh tahun nanti? disaat dia sudah tidak bisa selalu ada untuk gue karena kewajiban dia yang lain? gue dan sahabat gue akan berjalan di jalannya masing-masing suatu saat nanti. 
Kita tidak bisa lagi seenaknya bertemu untuk menghabiskan waktu bercerita atau sekedar nongkrong. Lalu jika alasannya gue mau bersahabat dengan dia karena dia selalu ada, apakah gue akan berhenti menyayanginya sebagai sahabat jika lima tahun kedepan nanti dia gak bisa selalu ada buat gue?
Gue sayang sama sahabat gue karena gue mau sayang sama dia. Tidak peduli bagaimana ia lima tahun kedepan. Tidak peduli apakah kita sering bertemu atau tidak nantinya, yang terpenting gue sayang dia, karena gue mau.

From now on, start loving someone because you want to.

That's commitment. 


Anyway, novelnya bagus. Kalian bisa cari di gramed (kalo masih ada). 
Cheers!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk