Akankah ramadhan ini harus terlewat begitu saja?


Image result for foto cahaya lampu mesjid

Source image: https://www.google.co.id/

Ada yang aneh sama gue beberapa hari terakhir ini.
Beberapa hari terakhir ini gue emang beristirahat dari puasa makan dan minum, biasa, lagi kedatengan tamu bulanan. Cuma gak seperti bulan-bulan biasanya. Kali ini gue merasa cemas sama beberapa hal.

Khususnya di ramadhan tahun ini.
Kalo boleh jujur, dari mulai halangan ini kok gue jadi merasa kehilangan ramadhan gue, ya? 
Ya emang sih gue masih merasa ada di bulan ramadhan, gue masih mendengar lantunan ayat suci terdengar di toa-toa mesjid/mushola, ketika sore gue masih melihat jajanan khas ramadhan memadati jalanan, dan gue juga masih melihat program-program religi memenuhi televisi, gue masih melihat itu semua. 

Tapi dalam hati gue, kenapa gue masih merasa kosong? gak ada perasaan hangat seperti ramadhan tahun-tahun sebelumnya.
Ternyata gue sadar, ramadhan gue kali ini hanya sebatas ritual tahunan. Gue belom benar-benar memaknai ramadhan kali ini sebagai sebuah proses dimana gue harus meningkatkan keimanan gue, iman dengan percaya bahwa semua akan baik baik saja selama kita dekat dengan Sang Pencipta. Percaya bahwa gue gak perlu melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan untuk merubah apa yang diluar kuasa kita sebagai manusia. 

Ternyata gue cemas akan banyak hal yang sebenarnya belum tentu terjadi.
Gue cemas akan hal-hal yang tidak bernilai di mata Tuhan.
Sampai gue melupakan eksistensi gue sebagai makhlukNYA.

Kemana kebiasaan yang gue lakukan pada ramadhan tahun lalu?
Mengapa tahun ini gue melupakan hal tersebut?
Kenapa malah gue menggantikan kebiasaan tersebut dengan hal-hal yang gak terlalu berguna buat gue?
Terus kalo gue lagi halangan gini gue bisa melewatkan ramadhan kali ini, gitu?

Oh C'mon Na. 

"Lo cuma istirahat puasa makan dan minum, bukannya puasa menjalani ramadhan. Ramadhan masih ada, tapi kenapa lo malah merasa udah berakhir, sih? Ayo balik lagi, Ratna.


Gue berusaha mendorong diri gue untuk balik lagi, menjalani ramadhan dengan sebagaimana mestinya. Bukan hanya puasa menahan haus dan lapar, gue juga harus puasa dari hal-hal yang gak ada nilai gunanya buat gue. Gue mesti puasa buat (terlalu) memikirkan dan mencemaskan hal-hal yang berbau duniawi. 

Gue masih beruntung bahwa gue menyadari ini semua sebelum ramadhan tahun ini berakir. Yang gue takut cuma satu, dimana gue mengenal ramadhan hanya sebagai ritual tahunan yang selalu gue jalani.
Ritual dimana gue harus menahan haus dan lapar. Gue gak mau ramadhan kali ini harus terlewat begitu saja, tanpa makna dan nilai yang gue dapat. 

Apa yang telah kamu lakukan dalam ramadhan tahun ini?
Apakah sudah terisi hatimu dengan hal-hal yang terbaik?


Semoga kita, khusunya gue, bisa lebih memaknai apa yang kita yakini dan jalani, hingga tidak terasa kosong apa yang kita lakukan. Semoga apa yang kita lakukan selalu memiliki nilai di mata yang Kuasa. Sehingga tidak terlewat begitu saja bulan yang indah ini.


Selamat berpuasa, semangat!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk