Kamu

Apa kabar?
Aku harap kamu masih ada di bumi yang sama denganku.
Hanya dengan mengetahui kamu masih menginjakkan kaki yang sama di tempat ku berpijak, aku sudah merasa tenang.
Berawal dari ketidaksengajaan yang Tuhan telah rencanakan, kisah kita berlanjut, ah tunggu, maksudku berlanjut bagiku saja, mungkin?
Aku tidak tahu pertemuan kita meninggalkan kesan atau tidak bagimu, ku harap jawabanya adalah iya.

Sebelumnya tidak pernah ku temui senyuman sehangat itu, melihatmu tersenyum membuatku sadar bahwa ada hal yang tidak kalah manisnya dari madu.

Tutur katamu, kebiasaan kamu diatas benda besi beroda empat itu menjadikan aku pengingat yang paling baik.
Aku yang terbiasa malas untuk mengingat detail tentang orang lain yang baru kutemui menjadi aku seorang pengingat yang handal.
Candaanmu bagaikan candu untuk ku, sekalipun kamu tidak sedang melemparkan lelucon tapi aneh sekali, mengapa aku terus tersenyum, bahkan tertawa untukmu?

Aku tidak pernah mengenal siapa kamu, bahkan hingga berbulan-bulan pertemuan kita.
Aku tidak tahu bagaimana aku memanggilmu, sedangkan namamu saja selalu kau simpan rapat-rapat.

Kamu adalah alasan draftku selalu penuh, tidak tahu judul apa yang harus ku beri untukmu.

Kamu adalah seorang yang membuatku selalu menggunakan kata seandainya.

Seandainya kita dipertemukan kembali, apakah kita hanya saling melemparkan senyum?
Sampai kapan aku dan kamu dapat saling mengetahui nama kita, sehingga aku dapat memanggilmu dengan kejelasan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk