Jarak antara sedih dan bahagia
Source Image : https://www.google.co.id/ |
Ketika kita sedang merasakan sedih, kita seringkali larut dalam kesedihan tersebut, kita lupa bahwa kesedihan itu akan berlalu dan berganti menjadi bahagia. Begitu pula ketika sedang merasa bahagia, kita seringkali lupa bahwa kebahagiaan tentang dunia hanya sementara.
Tadi siang, ketika gue sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah acara, tepatnya di sebuah lampu merah yang lumayan padat, gue diberi kesempatan menyaksikan keadaan yang membuat gue benar-benar sadar akan jarak antara sedih dan bahagia.
Di sisi sebelah kiri gue terdapat sebuah angkot yang ramai penumpang, sang supir sedang menghitung uang hasil tarikkannya hari itu, terlihat wajahnya sangat bahagia, senyumannya mengembang begitu bangga, sambil membalikkan lembaran uang tersebut, ia berkata, "Belom sore, tarikkan full!" dengan nada lantang, membuat orang yang mendengarnya pun turut bahagia. Begitu pun gue.
Tidak lama setelah itu, gue mendengar suara jeritan tangisan dari sisi sebelah kanan gue, sontak gue pun menoleh, samar namun tetap bisa gue lihat apa yang sedang terjadi di dalam sebuah kap besi tersebut, mobil bertuliskan kata ambulance terus melantangkan sirinenya, namun tetap tak ada pergerakkan karena mobil depannya menghalangi. Seorang yang ada di bagian depan mengeluarkan kepalanya, dengan mata yang sembab, ia berteriak dengan amarah, meminta, bahkan memerintahkan mobil di depannya agar memberinya ruang untuk melaju. Lalu mobil di depannya tersebut bergerak, kemudian diikuti pergerakkan dari mobil yang penuh jeritan kesedihan tersebut.
Mobil itu melaju dengan kecepatan yang tinggi, pada sisa detik lampu merah, gue melihat lagi ke arah angkot dengan sang supir yang masih sibuk melipat uangnya, tanpa peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Senyum bahagianya tetap terukir di sudut bibirnya, meski dibalik kebahagiannya ada air mata yang tak henti-hentinya terjatuh.
Akhirnya, lampu pun berubah menjadi hijau, angkot tersebut melaju dengan begitu semangat, meninggalkan tanda tanya yang besar dalam pikiran gue.
Apakah jarak antara sedih dan bahagia setipis itu?
Akhirnya, lampu pun berubah menjadi hijau, angkot tersebut melaju dengan begitu semangat, meninggalkan tanda tanya yang besar dalam pikiran gue.
Apakah jarak antara sedih dan bahagia setipis itu?
Komentar
Posting Komentar