Tentang sepi
image source: https://www.google.co.id/ |
Sepi bukanlah hukuman yang Tuhan berikan, bukan pula sesuatu yang amat menakutkan, sehingga harus dihindari. Sepi adalah cara Tuhan menitipkan beribu pesan agar kita menghargai semua yang telah hadir dalam hidup kita, entah itu keluarga, sahabat, teman, ataupun kekasih.
Lewat sepi gue belajar banyak hal, yang gak pernah gue dapat ketika gue bersama orang lain.
Mulai dari gue mengenal tentang siapa sebenarnya gue, mengetahui sisi lain dalam diri gue yang sempat terabaikan, mengetahui orang seperti apa yang gue butuhkan, hingga lewat sepi pula gue belajar bahwa gue harus nyaman dan mencintai diri gue sendiri sebelum gue mencintai dan bersama orang lain.
Tapi saat ini, untuk beberapa orang, terlalu takut untuk menghadapi rasa sepi, terlalu takut untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia akan baik-baik saja dengan sepi, sepi bukanlah sesuatu yang 'selalu' identik dengan kata menyedihkan.
Gue sempet bertanya di tengah-tengah obrolan gue dengan temen-temen, gue bertanya tentang bagaimana mereka memandang 'sepi' dan juga gimana cara mereka membunuh sepi, begini kata mereka:
"Sepi itu kan kayak kosong ya? Gak ada orang dong, biasanya kalo nggak ada orang gue keluar. Karena gue gak mau kesepian, makanya gue mencoba untuk membangun hubungan (he's mean pacaran). Kayak kalo ada orang yang sayang sama gue, gue ngerasa gak kesepian." - A
"Memandang sepi? hmm aku mikirnya gini, sehari-hari aja kita kadang emang kesepian, kan. Misalnya, pas liburan kemaren gak ada yang ngajak aku hang out, karena aku lost contact sama beberapa temenku, sedih kan aku, nah karena aku gak mau kesepian lagi, cara membunuh sepi versi terbaiknya aku ya, keep in touch with someone else." - M
"Gak tau gue juga kalo ditanya sepi menurut gue apa, tapi kalo gue sendiri emang gak betah kesepian, mikirnya kayak anjir apaan ini gue gak punya temen! terus cara gue biar ngebunuh sepi ya cari orang, kalo kaga ya gue maenan hp, kayak nyari dunia lain dimana gue gak bakalan kesepian, lah." - D
"Gue malah sukaan sepi, rame gue gak nyaman Na. Lo tau kan gue gak betahan sama orang, apalagi kalo orang itu beda pemahaman sama gue. Daripada gue ngehujat kan mendingan gue ngehindarin keramean aja!" - L
Dari keempat opini temen-temen gue, gue bisa menyimpulkan bahwa di luar sana juga masih ada, bahkan banyak, orang-orang yang gak nyaman dengan kesendirian mereka, sebisa mungkin menghindari situasi sepi. Sebaliknya ada orang lain yang justru lebih menikmati sepi, saking menikmatinya dia malah menarik diri dari keramaian. Gue gak mau bilang yang ini salah atau yang itu benar, enggak, gak ada hak buat gue memberi penilaian benar atau salah terhadap pandangan orang lain. Setiap orang punya prinsip dalam menikmati hidup mereka sendiri.
Tapi buat gue, ketika kita gak siap dengan rasa sepi artinya, ada beberapa hal yang harus kita pertanyakan lagi dalam diri kita, seperti pertanyaan pertanyaan, "kenapa gue gak suka sepi?" "kenapa gue gak merasa nyaman sama diri gue sendiri?" "kenapa gue selalu nyari orang lain buat ngehilangin rasa sepi gue?" "kenapa gue mencari dunia lain saat merasa kesepian di dunia nyata?"
Jangan-jangan ketakutan kita akan sepi karena kita belum merasa nyaman dengan diri kita sendiri, kita belum tahu dan menemukan apa yang sebenarnya kita inginkan. Sehingga kita berpikir bahwa membangun hubungan dengan orang lain hanya karena tidak mau merasa sepi adalah hal yang baik-baik saja. Padahal bisa saja orang lain yang akan menjadi korban dari ketidakdewasaan kita, hanya karena kita takut akan sepi, kita memutuskan untuk bersama orang lain yang sebenarnya tidak kita kenal, orang yang sebenarnya bukan orang yang kita butuhkan dalam hidup (selain untuk membunuh rasa sepi yang dirasakan).
Daripada nantinya dia hanya menjadi partner membunuh sepi lebih baik urungkan saja, pikirkan kembali, kamu ingin bersamanya karena kamu cinta atau karena kamu tidak ingin kesepian? karena sangat menyakitkan untuk dia jika dicari hanya saat kamu merasa sepi.
Dibandingkan harus gila-gilaan menampilkan rasa kesepian yang kita alami, lebih baik menjadikan rasa sepi tersebut kesempatan untuk kita mengenal diri kita sendiri dan mengupgrade ilmu yang kita miliki. Gausah mendramatisir rasa sepi yang kita miliki, banyak permasalahan yang jaaauh lebih besar dibanding rasa kesepian yang kita miliki.
Terlebih lagi kita yang masih berada pada usia 20 tahunan, bunuh aja waktu sepi kita dengan cara yang bermanfaat, datangi komunitas komunitas yang membuat kita tertarik, pelajari ilmu yang ingin kita pelajari, pergi ke tempat-tempat yang menarik, berdiskusi dengan orang lain di belahan bumi lain, atau lakukan hal yang tidak bisa kamu lakukan ketika kamu bersama orang lain.
Tapi inget, jangan karena kita merasa nyaman dengan diri kita sendiri sampai kita lupa bahwa ada orang lain di dunia ini, jangan menarik diri dari lingkungan, kamu hanya perlu baik-baik saja terhadap sepi, bukan malah mencintai kesepian hingga selalu menghindari orang-orang yang hadir dalam hidupmu, tidak seperti itu.
Nikmati sepimu sampai saatnya orang itu tiba. Orang yang kamu cari bukan hanya disaat sepimu, melainkan sibukmu pula. Orang yang mengijinkan kamu menjadi dirimu sendiri, dengan versi terbaikmu. Orang yang mencintai kekurangan dan kelebihan mu, orang yang bukan hanya menjadi teman sepimu melainkan orang yang akan menjadi teman hidupmu.
Nikmati aja sepimu, ramai tidak akan bernilai tanpa adanya sepi.
Komentar
Posting Komentar