Menjadi perempuan masa kini (#International Women's Day)
Source Image: https://www.google.com/ |
Hari Perempuan Internasional atau yang lebih dikenal dengan International Women's Day (IWD) pertama kali dilaksanakan di Austria, Denmark, German, dan Switzerland pada tanggal 19 Maret 1911. What? 19 Maret? bukanya 8 Maret? loh kok beda tanggalnya? tenang tenang, nanti akan gue ceritakan secara singkat (dari hasil artikel yang gue baca) kenapa saat ini IWD diperingati setiap tanggal 08 Maret. Pada saat itu (tanggal 19 Maret) sedang berlangsung aksi damai menuntut hak-hak kaum perempuan, diantaranya ialah hak untuk bekerja, hak menempati posisi, hak untuk memilih, serta penghapusan diskriminasi. Namun pada tanggal 25 Maret terjadi insiden 'Triangle Fire' di New York yang memakan korban 140 perempuan pekerja. Kejadian tersebut mendapat banyak sorotan hingga menjadi fokus advokasi dalam peringatan IWD selanjutnya.
Singkat cerita pada tahun 1917 di hari Minggu terakhir bulan Pebruari, seorang perempuan Rusia melakukan demonstrasi untuk "Roti dan Perdamaian" sebagai respon atas tewasnya 2 juta tentara Rusia di medan perang. Nah aksi yang dilakukan perempuan ini mendapat kecaman dari para petinggi-petinggi politik, tetapi perempuan Rusia tersebut pantang menyerah hingga aksinya tersebut membuahkan hasil. Aksi perempuan tersebut berlangsung pada hari Minggu tanggal 23 Pebruari, nah dalam kalender Julian, yang digunakan oleh Rusia ketika itu, sama dengan kalender Gregorian yang jatuh pada tanggal 08 Maret.
Nah begitu guys sejarah singkat mengenai Hari Perempuan Internasional, untuk mengetahui sejarah lengkapnya kalian bisa baca-baca sendiri, nanti gue akan cantumkan link sumber bacaan gue dibawah, karena saat ini gue tidak ingin memfokuskan tulisan gue ke sejarah IWD melainkan pandangan gue mengenai perempuan masa kini.
Perempuan.
Coba temen-temen (khususnya perempuan) bayangin deh, gimana kalo kita, kaum perempuan, masih harus melakukan aksi untuk menuntut hak perempuan, bagaimana jika kita masih hidup pada zaman dimana perempuan tidak diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan yang tinggi, tidak diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya, bahkan perempuan dinilai tidak mampu melakukan hal lain selain urusan sumur, kasur, dapur. Betapa beruntungnya perempuan pada saat ini yang dengan mudahnya terpenuhi hak-haknya, hak mendapat pekerjaan, hak mendapat posisi kerja yang setara dengan laki-laki, mendapat hak untuk memilih, serta hak-hak lainnya. Namun, sayangnya kesempatan-kesempatan atau keuntungan yang telah dinikmati oleh perempuan saat ini tidak menjadikannya sebagai nilai plus untuk dirinya, melainkan dijadikannya kesempatan untuk memenuhi segala nafsunya.
Jujur, gue sebagai perempuan kadangkala juga merasa bahwa etika kita sebagai perempuan kian lama kian luruh seiring perkembangan zaman. Perempuan sekarang cenderung terbiasa mengatakan "apapun" tanpa mempertimbangkan subjek yang diajak bicaranya, atau tanpa mempertimbangkan dimana ia berbicara. Katanya agar tidak dinilai sebagai perempuan yang munafik maka ia merasa bebas berkata-kata, saling berbalas ucapan kotor sudah menjadi hal yang "sangat wajar" bagi perempuan masa kini. Dan parahnya, jika ditegur karena perkataannya yang kurang pantas bukannya berniat mengoreksi diri yang ada malah emosi, naik pitam hingga meledak-ledak, seraya berkata "Urusan gue, daripada jadi orang yang munafik ngomong sok baik bla bla bla" haduh cantik, berbicara kasar bukan malah menunjukan bahwa kita bukan orang yang munafik, yang ada malah menunjukan seperti apa kadar etika yang kita miliki.
Saat ini juga perempuan sudah lupa bagaimana seharusnya ia menempatkan dirinya. Perempuan sekarang lupa bahwa betapa berharganya dirinya. Gue merasa sedih ketika gue melihat perempuan tidak dapat menghargai dirinya sendiri dengan selayaknya, menuntut kesempurnaan dari tubuhnya hingga rela melakukan apa saja yang sebenarnya tidak ia butuhkan, alis gak tebel merasa dirinya hina, kulit gak putih mulus, merasa gak layak hidup, badan gak langsing langsung menjatuhkan harga dirinya, dan problema-problema yang seharusnya gak pernah ada pada diri perempuan.
Girls, sadar yuk, saat ini, keadaan yang kita miliki ialah keadaan yang terbaik yang telah Tuhan berikan, jangan memusingkan diri lo dengan urusan yang gak seharusnya lo pusingkan. Hidup bukan perkara soal memilih gincu girls, bukan melulu soal kesempurnaan fisik yang kita idam-idamkan, bukan, bukan hanya itu. Ada banyak hal lain di dunia ini yang membutuhkan perhatian dari kita juga, orang tua, teman-teman, sahabat, orang-orang disekeliling yang membutuhkan kehadiran kita, ibadah yang harus kita tingkatkan, karir ataupun pendidikan yang harus kita upayakan keberhasilannya, pengetahuan yang harus selalu kita upgrade, etika yang harus sering-sering kita poles, dan ilmu-ilmu lainnya yang masih harus kita pelajari. Menjadi perempuan cantik memang menyenangkan tetapi menjadi perempuan hebat dan luar biasa jauh lebih membahagiakan, bukan?
Bukan hanya itu saja, saat ini perempuan juga lupa bahwa dirinya adalah gambaran dari ketangguhan yang luar biasa. Ngomong-ngomong soal tangguh, sosok ketangguhan yang ada di dalam hidup gue adalah nyokap gue sendiri, iya, mamah. Mamah adalah seorang single parent, sejak 16 tahun yang lalu, tepatnya. Gue beruntung banget dikasih nyokap yang luar biasa dalam hidup gue, mamah yang selalu ngajarin gue bahwa gue harus jadi perempuan mandiri, perempuan yang tahu mana prioritasnya, perempuan yang bisanya gak cuman ngeluh aja, kata mamah, perempuan harus bisa jadi partner untuk teman hidupnya nanti, partner dalam mendidik anak, serta partner dalam mememecahkan segala tantangan yang akan dihadapi, jangan cuma sibuk nuntut ini dan itu dari partner, harus menjadi perempuan yang bisa menghargai setiap usaha yang orang lain lakukan untuk kita dan harus siap ngedukung keadaan partner kita nanti, bagaimanapun keadaannya.
Gue nulis ini bukan berarti gue perempuan yang hebat ya, bukan berarti gue gak pernah ngelakuin kesalahan seperti yang telah disebutkan diatas, enggak gitu kok! Gue nulis ini juga buat ngingetin diri gue sendiri bahwa masih banyak banget yang harus gue perbaikin dari diri gue sendiri, gue juga masih butuh diingetin kalo gue ngelakuin hal yang salah, hal yang nyakitin atau hal yang emang gak seharusnya gue lakukan. Intinya di peringatan Hari Perempuan Internasional yang tepatnya diperingati kemarin, kita jadikan momen ini sebagai ajang intropeksi diri ya, sudah sejauh mana kualitas diri kita menjadi perempuan, jadilah perempuan masa kini yang dapat mencintai dirinya, dapat menghargai dirinya, dapat beretika dengan selayaknya dan juga perempuan masa kini ialah perempuan yang mau untuk terus belajar dan memperbaiki diri, ayo belajar sama-sama ya, girls!
Refrensi bacaan:
Sejarah IWD : http://www.wydii.org/index.php/component/content/article/57--sejarah-international-womens-day.html
Komentar
Posting Komentar