Verbal sexual harassment

Ada seorang teman yang bertanya pada gue "Bagaimana jika ada seorang laki-laki yang selalu membahas tentang tubuh perempuannya. Apa dia laki-laki yang patut dipertahankan?"

Menarik sekali, pikir gue, tapi gue gak mau gegabah menjawabnya sementara gue sendiri belum tau arah pembicaraan dia. Gue memutuskan untuk bertanya lebih lanjut, "Bahas tentang tubuh perempuan? Maksudnya gimana? Dia ngebahas karena gak suka tubuh si perempuannya atau gimana?" Sepersekian detik pertanyaan gue terlontar ekspresi wajah dia berubah, bener-bener berubah, sampai gue sendiri ngerasa kalau ada sesuatu yang bener-bener mengganggu dia. Dia masih diem dan enggan buat ngejawab, mungkin itu yang dia butuhin, alhasil gue bener-bener diem nunggu dia menjawab pertanyaan gue. 

"Dia ngebahas tubuh cewek tersebut karena dia terlalu cinta. Ya kan, Na?" Akhirnya setelah  jeda yang dia buat, dia berbicara lagi, namun bukannya memberi gue kejelasan dia malah menarik benang-benang lain yang membuat otak gue semakin terasa runyam. 

"Lo mau gue jawab apa?" 

"Hah? maksudnya?" dia keliatan bingung sama pertanyaan gue.

"Lo cuma terima jawaban sesuai sama apa yang lo pengen denger, kan?"

Dia diem (lagi).

"Gue cuma mau berpikir kalo dia masih cinta sama gue." Kali ini mata dia udah bener-bener berkaca-kaca. Akhirnya setelah beberapa menit dia nangis dia baru cerita jujur ke gue kalo sebenernya laki-laki yang lagi deket sama dia senang sekali membicarakan tentang tubuhnya (si perempuan). Disini yang gue maksud dia ngebahas tubuh perempuan dalam konteks "Verbal sexual harassment" seperti membahas ukuran tubuh, memanggilnya dengan bentuk tubuh, mungkin di Indonesia familiar banget dengan panggilan  "Montok or demplon" tanpa disadari hal-hal tersebut yang seringkali dianggap sebagai lelucon atau dianggap "apalah" merupakan bagian dari sexual harassement terlebih lagi jika seseorang tersebut merasa terganggu. 

Balik lagi ke pertanyaan yang dilontarkan teman gue ketika diawal, "Bagaimana jika ada seorang laki-laki yang selalu membahas tentang tubuh perempuan. Apa dia laki-laki yang patut dipertahankan?" jawaban gue adalah, tidak. Jika lo merasa terganggu dengan itu lebih baik tinggalkan, namun jika lo malah menikmati hal tersebut yaudah itu hak lo mau stay or leave. Karena sebuah tindakan bisa dikatakan sebagai sexual harassment jikalau salah satu pihaknya merasa terganggu, jika kedua pihak tidak merasa terganggu dan malah menikmati mah itu beda lagi namanya. 
Terserah kalau kalian punya jawaban yang berbeda, itu hak setiap orang. Bagi gue, ketika seorang laki-laki selalu membahas tentang tubuh perempuan itu menunjukkan bahwa diotaknya lo itu gak pernah hadir sebagai "satu individu utuh", melainkan lo hanya hadir sebagai sebuah "raga" yang bernyawa. Meski dia selalu bilang cinta dan bilang akan menghargai lo tapi itu semua omong kosong jika dia tidak tertarik dengan hal lain selain tubuh lo.

Lalu apakah benar seorang cowok yang membahas tubuh cewek disebabkan karena dia terlalu cinta dengan perempuan tersebut? menurut gue jawabannya adalah, tidak juga. Pernah berpikir gak bisa jadi hal tersebut diakibatkan karena rasa obsesi dia yang begitu tinggi akan tubuh perempuan. Karena dia tidak bisa mencari cara lain untuk mengungkapkannya kemudian ia mencoba untuk melampiaskannya dengan cara making every conversation about sexual thing or sex. Bahaya? jelas kalau hal ini tidak segera ditangani. Kekhawatiran gue didasarkan pada 'bagaimana jika pondasi dia tidak kuat?' bukankah hal yang sangat memungkinkan jika sesuatu yang berawal dari percakapan dapat berakhir dengan pelaksanaan?

Lama kelamaan hal-hal yang berbau verbal sexual harassment ini sudah dinggap biasa dan bukan hal yang menakutkan. Bisa kita lihat banget hal ini sering sekali terjadi di lingkungan kita dan korban membiarkannya berlalu, apa karena ia tidak sadar? mungkin beberapa dari mereka memang tidak sadar, tetapi beberapa lagi lebih memilih diam karena malu dan takut untuk dianggap berlebihan jika melaporkan hal tersebut sebagai pelecehan seksual. Benar bukan? sebagian besar masyarakat di lingkungan kita terlalu menganggap itu hal spele dan sangat lebay jika pelaku harus dihukum karena melakukan verbal sexual harasment. 

Guys, khususnya kaum perempuan, inget bahwa pelecehan seksual itu bukan hanya berbentuk "tindakan" seperti artikel yang gue baca (https://business.laws.com/sexual-harassment/verbal-sexual-harassment) pelecehan seksual dapat berupa memanggil orang lain diluar nama mereka (seperti yang telah gue contohkan diatas), bersiul (omg ini sering banget dilakuin sama org gada kerjaan terlebih lagi dipinggir jalan), serta membuat percakapan yang berbau seksual (termasuk bercandaan). Jika kalian merasa terganggu oleh hal tersebut, tegur dan bilang kepada pelaku bahwa hal itu tidak benar, jika dia masih melakukannya dengan sengaja maka laporkanlah, abaikanlah orang-orang yang menganggap kalian lebay jika melaporkan hal tersebut, jangan sampai nantinya hal-hal seperti ini malah menjadi budaya yang melekat buat masyarakat kita. Tetapi kalau kalian malah senang diperlakukan seperti itu ya hak kalian juga sih heuheu.

Tulisan ini juga menjadi pengingat bagi gue bahwa hal-hal tersebut adalah hal yang harus dihentikan, ohya gue juga berterimakasih karena pertanyaan teman gue lah akhirnya gue berpikir lagi akan hal ini. Cerita teman gue juga membuat gue semakin jeli dalam membedakan mana yang namanya cinta dan mana yang namanya sekedar obsesi atau keinginan dia untuk memenuhi kebutuhan seksnya. 

Jangan biarkan cinta buta kalian menjadi kesempatan untuk orang lain menjatuhkan harga diri kalian, jangan biarkan cinta buta kalian menjadi kesempatan untuk orang lain berbuat semaunya, jangan. Jika memang hal tersebut mengganggumu, lebih baik hentikan. Sebelum terlambat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk