Menjadi tidak baik-baik saja? It's okay


Everyone has their own problems, yup everyone. Nobody has a perfect life in the world.
Gak mungkin ada orang yang hidup di dunia ini tanpa memiliki masalah, meski mereka mengakui bahwa hidupnya sempurna dan tanpa masalah, sebenarnya tanpa disadari masalah itu terletak pada anggapannya sendiri. Mengapa? karena dia tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri, dia tidak ingin dipandang lemah hanya karena dia mengakui bahwa dia memiliki masalah, dan itu masalah dalam hidupnya, and it's crucial issue.  Ketika ada seseorang yang menganggap suatu masalah ialah suatu kelemahan yang harus dihindari artinya ada yang tidak beres dengan hidupnya, juga mentalnya. 

Ketika kita sadar bahwa semua orang punya masalah dalam hidupnya ketika itu juga kita paham bahwa menjadi tidak baik-baik saja itu adalah hal yang tidak apa-apa. Ketika kita sedih luapkanlah kesedihan kita dengan cara kita, pilihlah jalan yang dapat membuat kita merasa lebih baik setelah kita melalui jalan tersebut. Hal yang wajar ketika kita sedih dengan cara menangis dibawah bantal, menonton drama korea, memakan makanan kesukaan kita, pergi menghabiskan waktu dengan diri sendiri, melupkannya dengan teman, atau hanya sekedar membaca novel-novel bergenre drama melow. it's ok. Jika itu membuat diri kamu lebih baik, lakukanlah. Meski setelah itu dunia akan tahu bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja, tidak apa-apa, biarlah dunia tahu tentang kesedihanmu jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum setelah itu.

Gue mengakui kesalahan gue ketika gue duduk di bangku SMA gue menatap 'aneh' orang yang meluapkan kesedihannya dengan cara terang-terangan, ia selalu mendengarkan lagu galau ketika merasa hatinya tidak baik-baik saja. Tanpa gue sadari, dulu gue begitu 'egois' dalam memandang hal tersebut, secara tidak langsung gue menuntut dia untuk berhenti dari cara dia meluapkan kesedihannya. Dengan egoisnya gue menganggap bahwa orang yang meluapkan kesedihannya dengan cara mendengarkan lagu-lagu melow itu gak OK banget.
Dan sekarang gue sadar bahwa pikiran gue saat itu lah yang gak OK dan harus segera dibenahi.

Terkait maraknya fenomena suicide yang akhir-akhir ini semakin akrab ditelinga kita, gue pun menyadari satu hal, bahwa terkadang memaksa seseorang untuk selalu terlihat baik-baik saja ketika orang tersebut sedang tidak merasa baik adalah hal yang sangat mengerikan.
Stres yang kemudian naik tingkat menjadi depresi adalah hal yang bisa saja terjadi pada orang-orang dilingkungan kita, ketika kita melihat bahwa dia sedang tidak baik-baik saja kemudian kita memaksa dia untuk tetap terlihat baik, oh men, itu nyakitin banget buat dia yang mengalami itu. 
Lingkungan yang kejam yang membentuk dia untuk menjadi pribadi yang tidak menerima sisi kelemahannya, lingkungan yang membuat dia tidak mencintai kekurangan dalam dirinya, dan lingkungan yang memaksa dia untuk selalu terlihat sempurna, ya, ini adalah lingkungan yang sampai saat ini seringkali kita rasakan. Tidak peduli apakah kita seorang public figure ataupun bukan, atmosfer ini pun sangat dekat dengan kehidupan kita. 

Akibat lingkungan yang tidak mengijinkan dia untuk merasa 'tidak OK' lah yang semakin lama membuka peluang untuk dia melepaskan harapan-harapan dalam hidupnya, ketika semua harapan yang dia miliki telah terbang entah kemana bukan hal yang tidak mungkin itu akan memaksa dia untuk mengakhiri hidupnya. Gue sangat membenci perilaku tersebut tetapi gue tidak bisa membenci orang yang melakukan hal tersebut. Guys, kita gak tahu masalah apa yang dia hadapi, kita gak tahu seberapa sakitnya dia ketika harus menyembunyikan 'kelemahannya' agar tidak ada orang yang menertawainya, kita gak pernah tahu. 
Terlebih lagi jika orang itu ada di lingkungan kita, gue akan merasa bersalah ketika mengetahui ada seseorang di sekitar gue yang melakukan hal tersebut, kenapa? karena bisa saja kita yang menciptakan lingkungan yang tidak sehat untuk dia,  kita yang tidak memberikan kesempatan untuk dia terlihat tidak baik-baik saja,  kitalah yang menuntut dia untuk selalu terlihat OK, atau jangan-jangan kita malah menertawai 'cara dia menunjukkan kesedihannya' oh, jangan sampai hal tersebut terjadi.

Mulai dari sekarang, ayo kita bangun lingkungan yang sehat, lingkungan yang dapat menerima segala kelamahan dan kekuatan dari manusianya, lingkungan yang mengijinkan mereka untuk merasa bahwa tidak baik-baik saja itu tidak apa-apa, itu bukan sesuatu yang hina.

Meski yang terpenting kita harus membangun lingkungan yang sadar akan keberadaan Tuhan. Lingkungan yang selalu mengingatkan bahwa Tuhan itu lebih besar dari masalah yang kita hadapi, meski menjadi 'tidak baik-baik saja' itu tidak apa-apa tetapi harus tetap diingat, jangan menciptakan kesedihan yang sebenarnya tidak perlu, jangan membuat diri kamu merasa sedih dan terpuruk hanya karena kamu yang menciptakan rasa tersebut dan enggan untuk kembali menjadi baik-baik saja. 

"Ketika suatu masalah yang kamu hadapi begitu besar kamu tetap harus ingat bahwa Tuhanmu lebih besar dari masalah tersebut." 
Pasti sebagian besar dari kalian udah hatam banget kan sama quote diatas? gue juga, ketika gue berkelana ke media sosial manapun seringkali gue temuin quote tersebut. Dan gue membenarkan quote tersebut, karena memang itu fakta yang harus selalu kita ingat.

Jangan kecilkan Tuhanmu hanya karena kamu membesarkan masalah yang kamu miliki.

Menjadi tidak baik-baik saja itu hal yang wajar namun jangan lupa untuk selalu percaya bahwa kamu tidak pernah sendiri dalam menghadapi masalahmu, pergilah ke Dia yang tidak pernah menertawai sisi lemahmu, yang tidak pernah menganggap kamu aneh hanya karena kamu bersedih, dan Dia yang akan menguatkanmu untuk menghadapi semua masalahmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk