Mengenyam jeda

Image result for gambar orang beristirahat
https://www.google.com/
`
2020!
This year hasn't been so good at all to me thus far.
Ehmm bingung juga sih sebenernya, dunno exactly how I feel. Sometimes I'm grateful for what happened but feeling bad at the same time.

Ya namanya juga manusia ya,
Selama rehab dua bulan-nan lebih gak membuka blog ini, udah banyak banget yang terjadi. Jujur, beberapa hal sempat membuat mengeluh berkali-kali, karena dirasa belum sanggup menaklukkan perasaan kecewa. Kadang bingung sendiri sama maunya diri, kadang hati maunya begini tapi otak terus meneriakkan keinginan yang lain. Eh, bukan meneriakkan keinginan yang lain tetapi meneriakkan realita yang lain. ehehe 

Saking kalutnya kadang-kadang bikin capek sendiri, apalagi kalo lagi ngerasa kok semua datang serasa bertubi-tubi dan gak dikasih jeda untuk istirahat, masalah seperti sedang tersenyum dan membuka tangannya lebar-lebar untuk memeluk secara bergantian, atau kadang secara bersamaan.

Beberapa dari teman gue bilang ke gue, "Nana you looks so good every time," "you're always cheerful"  Gue tertawa ganar mendengarnya. Pernah sampe ada yang bilang kalo gue kayak Rara adiknya Musa, karena selalu terliat baik-baik aja, di mata mereka. Gue yang dibilang begitu cuma bisa cengar-cengir aja, antara bingung mau jawab apa dan bingung karena penasaran sama si Rara yang dia bilang, "si Rara adiknya Musa (yang dia bilang) emg se-cheerful itu apa?" dalam hati gue.

Ada bantahan dalam hati tapi enggan untuk dikeluarkan lewat mulut, alhasil gue cuma berusaha mengaminkan, semoga ucapannya menjadi doa yang baik. Sebenernya segalanya gak berjalan semulus itu, cuma kalian belum berkesempatan liat aja. Ya namanya hidup ya, mana ada sih yang beneran mulus terus wkwkw

Terlepas dari apa yang dia-dan kalian- sering katakan gue cuma mau cerita aja sih kalau sebenernya apa yang kalian lihat gak selalu se-membahagiakan itu, bukan karena gue berusaha menutupi apa yang sebenernya terjadi sih, gue selalu berupaya jujur terhadap diri sendiri, marah ya marah, nangis ya nangis, kecewa ya kecewa, bahagia ya bahagia, cuma yang membuat kalian tidak familiar dengan emosi-emosi gue karena gue berusaha untuk meminimalkan keterlibatan orang lain aja, jadi jarang keliatan, ya? 

Maksudnya?

Ya maksudnya ketika gue marah ataupun kecewa akan suatu hal gue lebih baik menarik diri dan memberi jeda pada diri sendiri. Menikmati perasaan dan segala emosi yang ada untuk diri gue sendiri ketika gue merasa emosi gue sudah berlebihan. Gue terlalu takut untuk melibatkan orang lain saat perasaan gue kalut. Karena ujung-ujungnya gue akan nyakitin orang itu lagi, dan gue paham rasanya dijadikan pelampiasan dari amarah orang lain. Gaenak banget. Rasanya masih ngebekas kayak baru tadi pagi dengernya.

Mengambil jeda untuk menyadari perasaan dan segala emosi yang sedang berekecamuk. Hal yang gue takutkan adalah menjadi dewasa yang menakutkan. Gue takut saat melihat marahnya orang-orang yang mengecap diri mereka telah dewasa. Untuk itu, mengambil waktu untuk menenangkan pikiran adalah bentuk cinta terhadap diri sendiri, meluapkan emosi tanpa menyakiti orang lain terlebih lagi yang tidak paham persoalannya.


Kita perlu mengenyam jeda, demi menanti reda segala emosi di dada.
Tidak perlu takut hanya karena kalut tidak kunjung surut.
Karena rasa bukan perihal waktu, jangan risau jika dihadapkan dengan jalan buntu.
Sadari bahwa semesta tidak akan pernah tidur sehingga kamu tidak perlu mundur.
Aku tahu apa yang kamu sedang hadapi bukan hal yang mudah untuk tubuh kecilmu tapi jangan menyerah, ya.

Ucapku kepada wanita di cermin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Singkat (Virtual Feeling #2)

Marigold

Deep talk