Malam ini
Kamu mendengar banyak cerita pahit dan manis yang aku lalui, kamu mendengarnya hingga saat ini, meski bukan dalam wujud nyata diri kamu, aku selalu membaginya padamu, meski kamu tidak tahu cara aku bercerita padamu seperti apa. Beruntungnya menceritakan secara tidak langsung padamu membuatku lupa bahwa aku pernah terluka.
Pertemuan pertama yang aku kira akan menjadi akhir dari perasaanku ternyata membuahkan ketertarikan baru untukku. Dasar bodoh. Padahal kamu tetap saja berdiri di tempatmu, tempat biasa kamu menyimpan semuanya sendiri, tembok yang sejak empat tahun lalu kamu bangun dan sulit sekali aku tembus ternyata masih sama kokohnya, bahkan saat ini telah berkali lipat.
Sialnya hingga detik ini, upaya yang selama ini aku lakukan terasa sia-sia karena di mana-mana masih nama kamu yang hadir. Dalam wujud percakapan yang masih aku simpan. Aku tidak berani melangkah dan membuat kelancangan baru, karena aku tahu kali ini hanya aku, sendirian. Tidak lagi bersama kamu. Tidak lagi dengan percakapan konyol kita yang membuatku bersemangat. Oh tidak, sebenarnya sudah sejak lama kamu pergi, isyarat bahwa kamu tidak lagi tertarik akan percakapan kita, denganku tentunya.
Hanya untuk kamu tahu, malam ini Garis Terdepan - Fiersa Besari yang lagi diputar di radio saat aku menulis ini, seakan lagu yang diputarkan khusus untukku.
Semoga kamu baik-baik saja ya.
Komentar
Posting Komentar