Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Generasi tega

Senja hari ini gue habiskan dengan melihat cuitan-cuitan banyak orang di twitter, salah satu yang menarik perhatian gue adalah beberapa hastags soal SN, sebagian besar netizen sudah familiar sekali dengan laki-laki berinisial SN.  Gue mengikuti beberapa drama-drama politik yang terjadi dengan dirinya, entah itu hanya settingan ataupun realita gue juga gak mau menghakiminya. Tapi bukan berarti gue gak kecewa. Jujur gue kecewa, bukan soal kasus korupsi yang beredar (karena ini pasti mengecewakan warga Indonesia), melainkan karena gue merasa bahwa beliau belum mampu untuk mengikuti proses hukum dengan baik.  Tetapi dibalik kasus beliau yang sedang panas, terutama di media sosial, ada hal yang membuat gue jauh lebih kecewa.  Gue melihat banyak sekali cuitan-cuitan kurang pantas yang membahas soal SN, lebih tepatnya menyindir sih menurut gue. Mereka mengomentari tindakan yang dilakukan SN dengan kata-kata penuh cacian, kata-kata yang membuat gue sendiri bergidik...

Introvert dalam Ekstrovert

Kalau di test test kepribadian sebagian besar hasil testnya menunjukkan gue ini seorang Ekstrovert. tapi diri gue tidak membenarkan sepenuhnya, karena nyatanya gue ini memiliki sisi introvert yang lebih besar, atau sebanding? gue juga gak tahu, gue sendiri pun gak bisa bilang diri gue seorang ambivert karena baru satu hasil test yang menunjukkan gue seorang ambivert, dan gue belom bisa meyakininya hanya karena satu test saja. Gue ini sangat pemalu dalam hal menunjukkan tulisan-tulisan receh gue, oleh karena itu gue gak pernah meminta orang lain yang tidak dekat dengan gue untuk membaca hasil tulisan-tulisan gue. lalu bagaimana jika ia yang menemukannya sendiri? tidak apa-apa. bagi gue menulis adalah cara agar gue ditemukkan,  Lewat tulisan, gue berharap orang lain yang ditakdirkan untuk membaca tulisan gue mengenali sisi lain dari gue, sehingga mereka tidak melihat sisi ekstrovert gue saja, melainkan sisi introvertnya gue. karena banyak sekali orang yang bilang kalau ...

More than candy

Hari ini libur kuliah, wacananya mau nyicil tugas tapi realitanya malah bermain-main dengan angan sendiri, sampe akhirnya tenggelem.  ciaw.  karena merasa gak ada yang gue hasilkan hari ini, akhirnya gue memutuskan untuk menutup hari dengan sedikit produktif, ngeblog! Happy banget! kemarin abis ikut acara Unified Youth Activation National Workshop 2017, yang diadakan oleh Special Olympics Indonesia. acaranya dilaksanakan pada tanggal 22-24 September di PP-PON Cibubur. Gue disana berperan sebagai pendamping atau dalam acara tersebut disebut dengan youth partner. youth partner adalah pendamping bagi athlete disabilitas, khususnya intelectual disabilitas yang menjadi target dari acara tersebut. Tapi gini, yang mau gue ceritain disini bukan tentang runtutan acaranya, bukan tentang seberapa hebatnya acara ini karena gue jamin acara ini sudah sangat keren dan luar biasa. yang jadi fokus gue pada acara ini adalah tentang mereka, temen-temen luar biasa gue. S...

Lemah boleh bodoh jangan

Beberapa hari yang lalu gue gak sengaja nyeletuk kata-kata ini ketika sedang berdiskusi kecil-kecilan dengan temen-temen, dan anehnya kata-kata ini terus muter-muter di otak gue sampai detik gue menulis ini. "lemah boleh, bodoh jangan." Kalau dilihat dari konteks kalimatnya ini bisa ditujukkan kepada perempuan-perempuan jaman sekarang (gue juga termasuk),  gue mau menarik benang merah antara kalimat celetukkan gue dengan seorang perempuan. Perempuan jaman sekarang -terlalu- sering menjadi korban atas kelemahan dan ketidakberdayaannya. tapi sebenarnya ia menjadi korban atas suatu tindakkan yang bisa disetirnya bukan karena ia lemah dan tak berdaya melainkan karena kebodohannya. misalnya, ketika perempuan tersebut mendapat kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual oleh kekasihnya sendiri, atau korban dari ke'kurang'kerjaan orang yang menjalin hubungan dengannya. Kenapa gue bilang ke'kurang'kerjaan dari orang yang menjalin hubungan denga...