Marigold
Seandainya waktu tidak berjalan menuju garis takdir saat ini aku tidak akan merasakan gemuruh yang semakin hari semakin berisik. Seandainya semua kenangan singkat tidak tertata rapih di kepala aku tidak perlu kelimpungan mencari cara berdiri dengan kakiku sendiri. Aku tidak perlu kebingungan mencoba banyak hal untuk memutus kebiasaan-kebiasaan mencari dan dicari kamu. Sombong jika aku tidak mengakui bahwa mungkin di kepalaku sempat terbesit bahwa kamu adalah salah satu wujud jawaban dari doa yang aku panjatkan. Doa yang isinya diawali dengan kata semoga. Doa yang isinya teriakan bahwa aku ingin disayangi dengan begitu dalam. Setelah berkali kali patah dan tumbuh yang aku rasakan kamu seolah hadir membawa seluruhnya untuk ditawarkan. Hadirmu menjajikanku alasan untuk kembali percaya, setelah dia cukup jauh mendorongku dari rasa bahagia. Bagiku kamu tidak boleh berakhir sia-sia. Tidak ada luka yang pantas kamu tangisi. Tidak ada kepergian yang pantas kamu lalui. Tetapi saat ak...