Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Bersimpati dan berempati dengan tepat

Heran. Satu kata yang muncul begitu gue melihat isi komentar di ig para korban bencana di daerah Tanjung Lesung.  Indonesia sedang berduka dan melihat tanggapan para netizen membuat gue makin berduka. Gue tahu bahwa di hati kecil mereka sebenarnya memiliki niatan baik tetapi mungkin penyampaiannya tidak dengan cara yang baik sehingga menimbulkan ketidakbaikan. Emangnya apa yang ada di benak kalian ketika kalian ketika mengomentari sebuah postingan di akun korban bencana dengan kata-kata menyudutkan si korban? Kata-kata seperti "Azab karena berbuat begini atau begitu lah", "kasian dia udah meninggal tapi belom sempet tutup aurat", dan hal lainnya yang membuat gue sedih melihatnya.  Kenapa sih kita gak belajar buat bersimpati dan berempati dengan cara yang tepat? Maksud gue saat kita bersimpati dan berempati atas sesuatu yang terjadi pada orang lain tolonglah bersimpati dan berempati dengan tulus tanpa niat ingin merasa benar atau menjatuhkan dia. Bayangin...

Jika nanti

Kita adalah insan yang dipenuhi dengan keraguan. Ragu akan perasaan yang mulai mengisi. Ragu tentang nyaman yang tercipta diantara kita. Ragu akan kita di masa depan. Biar saja, kata kita harus lahir dari keraguan. Aku harap aku menjadi seseorang yang ada dalam keraguanmu. Menjadi wanita yang kamu pilih dengan penuh pemikiran, dengan penuh pertimbangan. Jika nanti keraguanmu dapat diartikan menjadi sebuah titik awal, maka keyakinanlah yang menjadi jawaban akhirnya. Keyakinan bahwa kata kita memang terdiri dari aku dan kamu.  Cukup saat ini nikmati rasa ragumu, jangan terlalu terburu-buru untuk mendapatkan sebuah jawaban. Karena aku tidak ingin hubungan kita lahir dari rasa tergesa-gesa. Aku tidak akan bertanya dengan pertanyaan yang mereka tanyakan, pertanyaan yang menuntutmu segera dalam menentukan hubungan kita, pertanyaan yang bisa membungkam-mu secara telak. Karena aku tahu, tanpa  ada pertanyaan " Kita ini apa? " kamu sudah tahu jawabannya. Kita ...